KONTAN.CO.ID - Solo. Jumlah kasus Covid-19 dari klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di Solo, Jawa Tengah semakin banyak. Diperkirakan, kasus Covid-19 tersebut akibat varian baru Omicron. Berikut ciri-ciri Covid-19 Omicron yang perlu diwaspadai. Dilansir dari Kompas.com, kasus Covid-19 akibat PTM di Solo sudah terjadi di 41 sekolah dengan 506 kasus pada 8 Februari 2022. "Yang jelas masih bisa nambah yang tracing-tracing, yang belum (tracing) jadi jelas masih bisa nambah. bisa dari kasus baru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, Selasa. Sementara itu, pelaksanaan surveilans di sekolah lainnya belum bisa dilaksanakan, karena saat ini. PTM dihentikan Disinggung soal kondisi warga yang terpapar Covid-19 di Kota Solo, Siti menjelaskan kebanyakan tidak bergejala dan gejala ringan. "Tidak bergejala, ada gejala. Hanya ringan seperti orang flu biasa batuk pilek. Gejala ringan tapi ada juga yang mondok (dirawat). Makanya yang ditakuti itu yang tua (manula) secepatnya divaksinasi," jelasnya.
Terkait pelaksanaan PTM yang dihentikan selama sepekan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan saat ini telah mempersiapkan skenario lanjutan soal pelaksanaan PTM. "Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan PTM kita lihat dulu satu Minggu lagi. Mudah-mudahan minggu depan bisa PTM lagi, tapi tidak memaksa," jelas Gibran Rakabuming Raka, Selasa (8/2/2022). Gibran mengaku bakal mengevaluasi pelaksanaan PTM meski jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di sekolah Kota Solo terus bertambah. Putra sulung Presiden Jokowi ini juga meminta masyarakat kota Solo untuk tidak panik dengan peningkatan kasus tersebut. "Sembuhnya cepat, tenang aja. Warga tidak perlu panik," jelasnya. Sedangkan data Covid-19 Kota Solo yang diterima Kompas.com, terhitung ada 692 kasus Covid-19 aktif pada 8 Februari 2022. Dari jumlah itu sebanyak 33 orang menjalani rawat inap di rumah sakit.
Baca Juga: Kasus Covid-19 8 Februari 2022 Melonjak 37.492, Ini Ciri Sakit Kepala Akibat Omicron Ciri-ciri Covid-19 Omicron Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan, virus Covid-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta. Namun jika dilihat dari gejala lebih ringan dan tingkat kesembuhan juga sangat tinggi. Sehingga pasien positif Covid-19 Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah. ''Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,'' kata Nadia dilansir dari situs Kemkes, Jumat 4 Februari 2022. Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir. Kalau ada ciri-ciri Covid-19 Omicron seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala Covid-19, antara lain ; 1. Tanpa gejala/asimtomatis yaitu infeksi Covid-19 yang tidak ditemukan gejala klinis. 2. Gejala Ringan yaitu pasien infeksi Covid-19 dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%. Gejala umum yang muncul pada pasien infeksi Covid-19 ini seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia). 3. Gejala Sedang adalah pasien infeksi Covid-19 dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% . 4. Gejala Berat adalah infeksi Covid-19 dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas >30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93% . 5. Kritis yaitu pasien Covid-19 dengan gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan. Dalam penanganan varian Omicron, rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen. ''Melihat kasus Omicron yang kian bertambah, masyarakat tetap waspada jangan sampai lengah. Tetap disiplin protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan kurangi mobilitas,'' ucap Nadia. Cara menangani pasien Covid-19 Omicron gejala ringan Dilansir dari Kompas.com, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengimbau pasien Covid-19 Omicron yang bergejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isoter). Isoman tidak disarankan bagi orang tua atau lansia, melainkan hanya diperbolehkan bagi pasien berusia kurang dari 45 tahun dan yang tidak mempunyai komorbid. Adapun pasien positif Covid-19 Omicron yang melakukan isoman dapat mengakses obat atau vitamin secara gratis melalui layanan telemedisin yang disediakan Kemenkes, melalui laman https://isoman.kemkes.go.id/. Pasien positif Covid-19 Omicron bergejala ringan akan diberikan multivitamin C, B, E, dan zinc 10 tablet, favirapir 200 mg 40 kapsul atau molnupiravir 200 mg 40 tab, serta parasetamol tablet 500 mg (jika dibutuhkan). Saat melakukan isoman; pasien harus dapat tinggal di kamar terpisah, kamar mandi terpisah oleh penghuni lainnya, dan menghubungi pihak puskesmas atau satgas setempat agar mendapatkan pemantauan. Selain itu, pasien yang menjalankan isoman harus dapat mengakses pulse oxymeter atau oksimeter untuk mengetahui saturasi oksigen dalam tubuh. Salah satu hal yang perlu diwaspadai saat melakukan isoman yaitu sesak napas. Apabila gejala yang dialami semakin memburuk, maka dapat dirujuk ke layanan fasilitas kesehatan terdekat.
Perlu digarisbawahi, pasien dan seluruh anggota keluarga harus selalu mengenakan masker, menjaga jarak, dan mengurangi interaksi. Jika memang tidak tersedia fasilitas kamar dan kamar mandi terpisah serta tak ada akses pulse oxymeter dan telemedisin, maka pasien dapat melakukan isoter di lokasi yang disediakan oleh pemerintah. Itulah ciri-ciri Covid-19 Omicron berdasarkan derajat keparahannya. Mari jalankan protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 Omicron.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto