KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan September 2024, X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, merilis laporan transparansi pertamanya sejak diambil alih oleh Elon Musk. Laporan ini menyoroti berbagai langkah yang diambil dalam moderasi konten di platform selama paruh pertama tahun ini. Dengan jumlah akun yang ditangguhkan mencapai 5,3 juta dan lebih dari 10,6 juta unggahan yang dihapus atau ditandai karena melanggar aturan, X menghadapi tantangan besar dalam mengelola konten dan mempertahankan pengguna.
Tindakan Moderasi Konten: Penangguhan Akun dan Penghapusan Postingan
Laporan transparansi X mencatat bahwa hampir 5,3 juta akun ditangguhkan selama paruh pertama tahun ini. Selain itu, X juga menghapus atau menandai lebih dari 10,6 juta unggahan karena pelanggaran aturan.
Di antara kategori pelanggaran utama, sekitar 5 juta unggahan ditandai karena "tindakan kebencian," sementara 2,2 juta unggahan lainnya terkait dengan "konten kekerasan" dan 2,6 juta unggahan dikategorikan sebagai "penyalahgunaan dan pelecehan."
Baca Juga: X Suspensi Akun Milik Jurnalis Ini Setelah Merilis Dokumen tentang Senator JD Vance Penurunan pengguna dan peningkatan pelanggaran konten ini tampaknya mencerminkan ketegangan dalam pengelolaan platform setelah serangkaian kebijakan kontroversial yang diterapkan oleh Musk. Meskipun sistem otomatis dan tinjauan manual telah digunakan untuk menegakkan aturan, jumlah unggahan yang dihapus atau ditandai selama paruh pertama 2022 hanya mencapai 6,5 juta, menandai peningkatan drastis sebesar 29% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Dampak Akuisisi Elon Musk pada X
Sejak akuisisi X oleh Elon Musk pada Oktober 2022, berbagai perubahan besar telah terjadi pada platform ini. Salah satu perubahan terbesar adalah pengurangan staf, yang mengakibatkan penurunan kapasitas moderasi konten dan eksodus pengguna. Di Inggris, misalnya, jumlah pengguna aktif harian menurun dari 8 juta menjadi 5,6 juta dalam setahun terakhir. Di tengah penurunan ini, beberapa pernyataan kontroversial dari Musk, seperti klaim bahwa "perang saudara tak terhindarkan," telah memperburuk ketidakpuasan pengguna. Pernyataan ini, yang disampaikan selama kerusuhan musim panas, mempercepat penurunan jumlah pengguna, terutama di wilayah yang sebelumnya aktif seperti Inggris.
Baca Juga: Bernard Arnault Kirim Memo Melarang Staf LVMH untuk Berbicara dengan Beberapa Media Penurunan Pengiklan: Kepercayaan Pasar yang Kian Merosot
Tidak hanya pengguna yang berkurang, X juga menghadapi eksodus pengiklan besar-besaran. Menurut riset dari Kantar, platform ini mengalami penurunan pengeluaran iklan sebesar 26% pada 2025, menjadi platform iklan global dengan penarikan dana terbesar. Kepercayaan para pengiklan terhadap X telah menurun secara signifikan sejak akuisisi oleh Musk, yang semakin memperumit masa depan finansial perusahaan ini. Meski demikian, beberapa analis industri melihat potensi dalam beberapa pembaruan yang dilakukan Musk. Salah satu fitur yang mendapat pujian adalah kemampuan pengguna untuk menambahkan Catatan Komunitas pada tautan, yang oleh Pierre Ferragu, analis di New Street Research, disebut sebagai fitur "revolusioner" dan disamakan dengan kekuatan Wikipedia dalam skala yang lebih besar.
Pengelolaan Moderasi: Kombinasi Sistem Otomatis dan Tinjauan Manual
Untuk menegakkan kebijakan platform, X mengandalkan kombinasi antara pembelajaran mesin dan tinjauan manual. Sistem otomatis digunakan untuk langsung mengambil tindakan atau meneruskan konten yang bermasalah kepada moderator manusia.
Baca Juga: Platform Sosial X Akan Minta Restorasi Layanan di Brasil Meskipun demikian, perusahaan menyatakan bahwa unggahan yang melanggar kebijakan hanya mencapai kurang dari 1% dari total konten yang ada di platform. Namun, dengan penurunan pengguna dan eksodus pengiklan, sistem moderasi ini menghadapi tantangan yang semakin besar. Pengurangan staf moderasi dan peningkatan penggunaan algoritma otomatis telah menimbulkan kekhawatiran tentang efektivitas pengelolaan konten di X. Di sisi lain, beberapa pihak khawatir bahwa platform ini terlalu bebas dan memungkinkan siapapun untuk mengatakan apapun, sebagaimana dikritik oleh Nick Clegg, presiden untuk urusan global Meta Platforms Inc.
Masa Depan X di Bawah Kepemimpinan Elon Musk
Di tengah berbagai tantangan ini, masa depan X di bawah kepemimpinan Musk masih menjadi pertanyaan besar. Dengan penurunan pengguna, penurunan pengiklan, dan kritik luas terhadap moderasi konten, platform ini harus segera menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Beberapa analis tetap optimistis terhadap potensi pembaruan yang dilakukan Musk, tetapi keberhasilan jangka panjang X masih sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk memulihkan kepercayaan pengguna dan pengiklan.
Baca Juga: Kekayaan Bernard Arnault, CEO Konglomerat Barang Mewah LVMH Rontok Namun demikian, jika X mampu menavigasi tantangan-tantangan ini dan menerapkan kebijakan yang lebih efektif dalam pengelolaan konten serta membangun kembali kepercayaan pengguna, platform ini masih memiliki potensi untuk bangkit kembali sebagai salah satu pemain utama dalam dunia media sosial.
Editor: Handoyo .