6 Ciri-Ciri Gejala Omicron BA.2 yang Lebih Menular, Mulai Dominan di Indonesia



KONTAN.CO.ID - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, porsi subvarian Omicron BA.2 mulai dominan di Indonesia. Berikut ini cir-ciri gejala BA.2 yang lebih menular. 

Subvarian Omicron BA.2, Budi menyebutkan, berdasarkan hasil genome sequencing, sudah terdeteksi di Indonesia. Dalam lebih dari dua bulan terakhir, Indonesia sudah melakukan 8.032 genome sequencing.

"Alhamdulillah, kita tidak melihat, dan mudah-mudahan tidak akan melihat, ada kenaikan kembali dari jumlah kasus,” katanya dalam keterangan pers usai rapat terbatas tentang evaluasi PPKM, Senin (14/3).

Gejala Omicron BA.2


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berdasarkan data awal, mengatakan pada bulan lalu, Omicron BA.2, yang mendapat julukan Omicron Siluman, tampaknya lebih menular dari BA.1, sub-varian asli Omicron.

Baca Juga: Waspada! Penyebaran Omicron BA.2 yang Lebih Menular Mulai Dominan di Indonesia

Dan baru-baru ini, mengutip Livemint.com, beberapa penelitian menyebutkan, Omicron Siluman bisa menyebabkan infeksi parah seperti varian Delta. Namun, penelitian itu belum ditinjau oleh rekan sejawat. 

Studi di Inggris, di mana Omicron BA.2 sudah menyebar dengan kecepatan tinggi, mengungkapkan, orang yang terinfeksi Omicorn Siluman menunjukkan gejala yang berhubungan dengan usus.

"Kita tahu bahwa virus ini menyebar ke bagian tubuh yang berbeda. Ada kemungkinan Omicron atau varian lain menyerang usus," kata Tim Spector, profesor studi gejala Covid-19 di ZOE, kepada The Sun.

"Dan, (gejala) ini tidak akan terlihat di hidung. Jadi, Anda bisa terkena infeksi usus tapi tidak terlihat positif," ungkapnya.

Baca Juga: Australia: Vaksin Booster yang Lambat Bisa Lepaskan Gelombang Baru dari Omicron BA.2

Saat terinfeksi Omicron BA.2, pasien mengeluh enam gejala yang berhubungan dengan usus:

  • Mual
  • Diare
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Perut mulas
  • Perut kembung
Sebelumnya, data aplikasi Zoe memperlihatkan, diare sebagai gejala varian Omicorn, tetapi mengategorikannya sebagai gajela "kurang populer".

“Kami masih menyelidiki, apa artinya peningkatan laporan gejala gastrointestinal, seperti diare dan sakit perut, yang lazim dengan varian sebelumnya, karena peningkatan tersebut tampaknya tidak terkait dengan mereka yang dites positif Omicron," sebut sebuah studi oleh Zoe, seperti dikutip Livemint.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan