KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu tiket final piala dunia 2022 akan kembali diperebutkan oleh dua tim pada Kamis (15/12) dini hari nanti. Tim ayam jantan Prancis akan menghadapi bertanding Maroko di semifinal kedua Piala Dunia 2022 pada 14 Desember 2022 untuk memperebutkan tiket. Hadiah bagi pemenangnya adalah satu tempat di final kompetisi sepak bola internasional paling bergengsi melawan Argentina atau Kroasia.
Berikut adalah lima hal yang perlu diketahui tentang pertandingan tersebut dan prediksi bagaimana pertandingan tersebut akan berakhir.
- Pertama Sejarah Bagi Prancis dan Momentum Maroko
Bagi Prancis lolos ke final Piala Dunia 2022 dan mempertahankan juara akan menjadi torehan sejarah bagi mereka. Karena itu Prancis akan berupaya mencapai tujuan ini yakni menjadi negara yang pertama kali memenangkan Piala Dunia secara berturut-turut menyamai Brasil pada tahun 1958 dan 1962. Sebagai catatan Prancis menghadapi Kroasia, pada final 2018 lalu dan mampu tampil sebagai juara. Selain itu jika lolos ke Final berarti menjadi prestasi ketujuh kalinya bagi Les Bleus mencapai empat besar. Sementara Maroko mengawali putaran final Piala Dunia 2022 peringkat luar di awal turnamen. Namun Maroko menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal Piala Dunia. Pada perjalanan di putaran final Piala Dunia 2022 Maroko menjadi tim dari luar Amerika Latin dan Eropa yang dalam pertandingan tetap tak terkalahkan. Bahkan Maroko telah mengamankan kemenangan melawan Spanyol dan Portugal di babak sistem gugur. Kedua tim ini belum pernah bermain satu sama lain di putaran Piala Dunia. Pertemuan terakhir kedua tim adalah pertandingan persahabatan pada tahun 2007, yang berakhir imbang 2-2. Maroko hanya sekali mengalahkan Prancis, pada tahun 1963.
- Kedua, Kylian Mbappé akan menghadapi wajah yang sudah dikenalnya
Kylian Mbappé, hingga saat ini masih menjadi pencetak gol terbanyak turnamen dengan lima dari lima pertandingan, akan menghadapi rekan setimnya di Paris Saint-Germain (setidaknya untuk saat ini) yakni Archaf Hakimi. Hakimi, yang bermain sebagai bek kanan Maroko, telah menjadi salah satu pemain yang menonjol dalam pertahanan paling tangguh di Piala Dunia. Pada pertandingan sebelumnya bek kanan Inggris Kyle Walker yang juga dikenal Mbappé sukses menahan gerakan cepat striker Prancis ini pada pertandingan perempat final. Beruntung Prancis masih bisa mengandalkan gol dari Aurélien Tchouaméni dan Olivier Giroud sehingga mengukir kemenangan 2-1 atas Inggris. Pada pertandingan malam ini Mbappé tampaknya harus mewaspadai rekan setimnya di PSG yakni Hakimi. Sebab Hakimi juga memiliki kecepatan dan kekuatan yang dimiliki Walker sehingga di prediksi akan mendapatkan tugas khusus untuk menjaga Mbappé sepanjang pertandingan. Untuk meningkatkan kepercayaan diri, Hakimi seharusnya tidak melihat lebih jauh dari Mbappé, yang menggambarkan pemain Maroko itu sebagai “RB (bek kanan) terbaik di dunia” dalam tweet bulan Januari 2022 silam.
- Ketiga Maroko adalah yang memiliki pertahanan terbaik di Piala Dunia
Tim yanng dijuliki Singa Atlas ini hanya kebobolan sekali dalam perjalanan bersejarah ini – dan itu adalah gol bunuh diri. Sesama semifinalis piala dunia 2022 seperti Kroasia, Belgia, Spanyol dan Portugal semuanya gagal mencetak gol ke gawang Maroko yang dijaga oleh Yaseen Bounou alias Bono. Saat Maroko melakukan adu penalti melawan Spanyol di Babak 16 Besar, kiper impresifnya, Yassine “Bono” Bounou, menyelamatkan dua tendangan penalti. Pertahanan Maroko juga harus beradaptasi. Saat melawan Portugal, Nayef Aguerd dan Noussair Mazraoui, yang keduanya bermain di empat bek melawan Spanyol, absen karena cedera. Sementara bek lainnya, bek tengah Romain Saiss, ditandu keluar lapangan selama pertandingan. Meskipun demikian ada kemungkinan mereka akan kembali tampil melawan Prancis sementara Aguerd dan Mazraoui diragukan. Meskipun ada kendala pemain bertahan, pergantian pemain diprediksi tidak akan mengubah sistem pertahanan Maroko sangat sulit ditembus lawan.
- Keempat Prancis dan Maroko sama sama mengandalkan serangan balik
Meskipun Prancis menjadi tim yang berlabel memiliki banyak pemain yang sangat berbakat, Prancis dengan senang hati membiarkan lawan menguasai bola. Tim ini menunjukkan saat melawan Inggris, yang mampu menguasai bola hingga 58% selama pertandingan dan tembakan dua kali lebih banyak dari pemegang Piala Dunia 2018. Namun, strategi Prancis lebih menunggu saat yang tepat untuk menyerang lawannya. Dan strategi ini efektif melumpuhkan Inggris. Pendekatan serupa yang dilakukan oleh Prancis sehingga mereka berhasil lolos menjadi juara di Piala Dunia di Rusia empat tahun lalu. Namun menghadapi Maroko malam ini akan ada tanggung jawab pada Prancis untuk lebih banyak menyerang, dan memiliki lebih banyak penguasaan bola. Ini seharusnya tidak menjadi masalah dengan pemain penyerang yang dimilikinya, tetapi bukan rencana permainan yang membuatnya sejauh ini. Sementara Maroko diprediksi akan menggunakan taktik bertahan, bahkan lebih defensif. Maroko rata-rata hanya memiliki penguasaan bola sebesar 32% kepemilikan dalam lima pertandingan di putaran final Piala Dunia 2022. Catatan ini merupakan terendah kedua dari tim mana pun. Misalnya saat melawan Portugal, Maroko hanya mencatatkan 26% penguasaan bola. Strategi ini berhasil karena pertahanannya yang hampir tidak bisa ditembus dan kemampuan serangan balik dengan kecepatan menggiring bola dengan keterampilan pemain sayap Hakim Ziyech dan Sofiane Boufal. Manajer Maroko Walid Reragui tidak peduli jika orang mengkritik gaya permainan timnya yang mengutamakan hasil menang. "Kami akan bermain dengan cara yang kami tahu. Kami di sini untuk menang, bukan untuk menguasai bola. Jika mereka memberikannya kepada kami maka baiklah, kita akan lihat dan kami akan melakukan apa pun untuk tidak dikalahkan," katanya pada konferensi pers pra-pertandingan seperti dikutip Forbes.
- Kelima Para pelatih memiliki perjalanan yang kontras
Pelatih Prancis Didier Deschamps telah menjadi manajer Prancis selama satu dekade. Deschamps telah memenangkan Piala Dunia 2018 menjadikannya orang ketiga yang memenangkan Piala Dunia sebagai pemain dan manajer. Ini adalah Piala Dunia ketiga Deschamps mengelola tim Prancis. Sementara Reragui, yang lahir di Prancis dan menghabiskan sebagian besar karir bermainnya di negara tersebut, secara mengejutkan ditunjuk untuk memimpin Maroko pada Agustus 2022. Reragui telah memimpin Wydad AC meraih gelar Liga Champions CAF pada bulan Mei, tetapi masih mengejutkan melihat Reragui menggantikan mantan pelatih kepala Vahid Halilhodžić hanya beberapa bulan sebelum final. Reragui juga telah membawa Maroko lebih jauh dari yang dibayangkan siapa pun di Piala Dunia ini dan berpikir timnya masih bisa memberi lebih.
Setelah mengalahkan Portugal, Reragui menyatakan: "Kami bisa bermimpi, mengapa kita tidak bermimpi memenangkan Piala Dunia?"
- Keenam Prediksi Pertandingan
Dengan beberapa cedera dan beberapa pemain yang mengalami kelelahan, perjalanan luar biasa Maroko di putaran piala dunia 2022 bisa berakhir di perempat final. Sebab dengan pengalaman ekstra yang dimiliki tim Prancis akan memudahkan merkea memenangkan pertandingan. Beberapa pasar taruhan juga mengunggulkan Prancis akan memenangkan pertandingan ini dengan skor antara 2 - 0 hingga 3 - 0 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar