MOMSMONEY.ID - Ada banyak fakta psikologis manusia yang jarang diketahui. Fakta-fakta ini sebenarnya menjelaskan bagaimana cara seseorang bertindak melalui otaknya. Suatu perilaku dan pikiran yang kadang tak disadari oleh kita sendiri sebenarnya bersumber dari ilmu psikologi yang dapat ditelaah. Berikut ini diantaranya! Halo Effect
Fakta psikologis yang pertama ialah hallo effect. Halo effect atau efek halo terjadi ketika kita menyukai seseorang karena penampilannya yang menarik dan enak dipandang. Mengutip dari
Fakaza News, jika seseorang punya tampilan yang enak dipandang, maka kita akan berpikir bahwa orang tersebut cerdas dan baik hati, meskipun sebenarnya kita tak mengenal orang tersebut dengan baik. begitupun sebaliknya. Penampilan yang menarik dapat membuat kita berasumsi bahwa mereka memiliki kualitas baik lainnya.
Baca Juga: Sulit Kendalikan Emosi? Tiru 8 Cara Lampiaskan Amarah ke Hal Positif Jatuh cinta sama dengan gangguan obsesif-kompulsif Pepatah mengatakan bahwa orang yang jatuh cinta akan bertindak sedikit gila, dan itu benar adanya. Donatella Marazziti, seorang penemu fakta psikologis ini, dalam
Closing The Gap mengatakan bahwa fase awal jatuh cinta tampak persis seperti obsesi, jika ditinjau menurut neurokimia. Ahli saraf telah menghubungkan trasporter serotonin 5-HT dengan neurotisme & perilaku seksual serta OCD. Sebuah penelitian dilakukan dengan 20 subjek yang telah jatuh cinta dalam 6 bulan terakhir & pasien OCD yang tidak diberi obat. Hasilnya, ditemukan bahwa kedua kelompok orang ini memiliki kepadatan transporter 5-HT yang lebih rendah. Oleh karenanya, otak manusia memperlakukan cinta & obsesi dengan sangat mirip.
Baca Juga: Kenali Orang yang Membencimu Lewat 8 Kode Bahasa Tubuh, Menurut Mantan Agen FBI The spotlight effect Fakta psikologis yang sering dirasakan hampir setiap hari oleh manusia adalah
the spotlight effect. Efek sorotan terjadi ketika kita merasa semua orang memperhatikan & menghakimi kita, padahal itu tidak benar. Contohnya ketika Anda tampil di depan publik dan sedang mengenakan sesuatu yang membuat Anda malu. Anda mungkin berpikir bahwa semua orang akan memperhatikan nda. Padahal kenyataannya, orang-orang justru sibuk memikirkan diri mereka sendiri sehingga tak akan terlalu fokus memperhatikan kita. Justru efek inilah yang akan membuat kita mudah merasa gugup ketika bersosialisasi.
Baca Juga: 6 Tanda Anda Terjebak dalam Zona Nyaman, Salah Satunya Tidak Produktif Chunking Chunking adalah sebuah strategi kognitis yang menggabungkan informasi-informasi kecil menjadi keseluruhan informasi yang bermakna dalam memori. Mengutip
Amber Student, metode
chunking memungkinkan memori bekerja secara efektif dengan mengurangi beban kognitif pada otak. The mere-exposure effect Pernahkah Anda merasa jatuh cinta pada seseorang yang sering Anda lihat, entah teman sekolah ataupun rekan kerja? Fenomena psikologis ini dinamakan sebagai
The mere-exposure effect.
Baca Juga: Ini Jenis Kepribadian dari Genre Musik Favorit Anda, Penggemar Indie Gimana sih? The mere-exposure effect adalah sebuah fenomena psikologi dimana kita akan cenderung menyukai sesuatu (barang ataupun orang) ketika kita seringkali melihat ataupun mendengarnya. Ketika kita terpapar sesuatu berulang kali, maka hal tersebut menjadi akrab bagi kita. Keakraban ini menciptakan rasa nyaman sehingga akan membentuk sebuah ikatan yang tak terucapkan. Inilah mengapa banyak perusahaan iklan yang menampilkan iklan mereka berulang kali agar membuat konsumen lebih nyaman dengan produk mereka.
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Burnout yang Rawan Dirasakan Pekerja Kantor Masa Kini Permen karet meningkatkan konsentrasi
Mengunyah permen karet ternyata dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kinerja kognitif seseorang, yang termasuk ke dalam salah satu fakta psikologis manusia yang juga menarik untuk dilakukan oleh Anda. Permen karet juga bisa meningkatkan kewaspadaan dan fokus yang kerap kali dimanfaatkan para atlet saat berkompetisi. Itulah beberapa fakta psikologis manusia yang jarang orang ketahui. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Raissa Yulianti