6 Kata-Kata Bijak Abadi dari Warren Buffett



KONTAN.CO.ID - Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 30 Agustus, legenda investasi Warren Buffett berusia 93 tahun. 

Salah satu investor paling sukses di dunia, Buffett selama bertahun-tahun telah memberikan wawasan berharga tentang investasi, cara menghadapi resesi, dan banyak lagi. 

Dia, terinspirasi oleh ayah pengusaha Howard Graham Buffett, kemudian memimpin Berkshire Hathaway, yang memiliki lebih dari 60 perusahaan. 


Buffett pernah berkata dengan terkenal, "Aturan 1: Jangan Pernah Kehilangan Uang dan Aturan 2: Jangan Pernah Lupakan Aturan 1."

Mengutip Moneycontrol.com dan Nerdwallet.com, berikut adalah enam kata-kata bijak abadi dari Warren Buffett:

1. Warren Buffet, pada rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway pada tahun 1999, ditanya bagaimana cara menghasilkan US$ 30 miliar. Sarannya? Mulailah lebih awal.

“Mulailah lebih awal,” kata Buffett, “Saya mulai membuat bola salju kecil ini di puncak sebuah bukit yang sangat panjang. Trik untuk memiliki bukit yang sangat panjang adalah dengan memulainya pada usia yang sangat muda atau hidup hingga usia yang sangat tua.” 

Buffett mengatakan bahwa jika ia memiliki US$ 10.000 untuk diinvestasikan, ia mungkin akan menaruh uangnya di perusahaan-perusahaan kecil untuk berinvestasi secara strategis. 

“Saya mungkin akan fokus pada perusahaan-perusahaan kecil karena saya akan bekerja dengan jumlah yang lebih kecil dan ada kemungkinan lebih besar bahwa ada sesuatu yang terabaikan di bidang tersebut,” katanya.

Baca Juga: Bukan Harta Melimpah, Rupanya Ini Akar Kebahagiaan Warren Buffett

2. Buffett yakin investor harus mengandalkan naluri mereka sendiri saat memilih bisnis untuk berinvestasi dan “bertindak tegas” ketika mereka menemukan peluang investasi yang bagus. 

Dia telah beberapa kali menegaskan pentingnya berinvestasi dalam bisnis yang baik, serta dana indeks. 

“Investasi terbaik menurut saya adalah bisnis yang bagus,” katanya suatu kali.

Baca Juga: Warren Buffett: Belanja Apa yang Tersisa Setelah Menabung, Bukan Sebaliknya

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie