6 perjanjian jual beli gas Rp 7,86 triliun diteken



DENPASAR. Sebanyak enam perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) ditandatangani bertepatan dengan pembukaan konferensi dan pameran minyak dan gas bumi Asia Pasifik (APOGCE) di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (20/10).

‘’Potensi penambahan pendapatan Negara selama periode perjanjian jual beli sebesar US$587 juta atau sekitar Rp7,86 triliun,’’ kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi usai membuka konferensi dan pameran APOGCE. Seluruh kontrak tersebut pun diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan domestik. Tiga kontrak diperuntukkan pada kelistrikan, dua kontrak untuk sektor industri, dan satu kontrak untuk memenuhi kebutuhan elpiji.

Perjanjian jual beli gas bumi yang ditandatangani untuk sektor kelistrikan yaitu, PetroChina International Jabung Ltd. dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam dengan jangka waktu 7 tahun 3 bulan, pasokan 10-17 miliar british thermal unit per hari (BBTUD), dan tambahan penerimaan Negara sebesar US$323,9 juta atau sekitar Rp4,34 triliun. Kemudian, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd dengan Perusahaan Daerah Sulawesi Selatan dengan jangka waktu selama 4 tahun, pasokan 40-68 BBTUD, dan pendapatan Negara sebesar US$176,77 juta atau sekitar Rp2,37 triliun.


Selain itu, ada pula amandemen PJBG antara PT. Pertamina EP dengan PT. Pura Daya Prima untuk jangka waktu 4 tahun, pasokan 3,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan penerimaan Negara sebanyak US$7,2 juta atau sekitar Rp96,5 miliar. Sementara itu, perjanjian yang ditandatangani untuk sektor industri, yakni JOB Pertamina-PetroChina East Java dengan PT. Gresik Migas dengan jangka waktu selama 4 tahun dengan pasokan 1,2-3,2 MMSCFD. Penerimaan Negara dari perjanjian ini sebesar US$6,9 juta atau sekitar Rp93 miliar. Terdapat pula kesepakatan gas suar bakar (flare gas) antara PT Pertamina EP dan Pertamina (Persero) selama 5 tahun, pasokan 3-8 MMSCFD, dan perkiraan penerimaan Negara US$4,2 juta atau Rp56 miliar.

Terakhir, perjanjian antara ConocoPhillips Indonesia untuk memasok 230.000 metrik ton elpiji per tahun kepada Pertamina (Persero) selama satu tahun yang diperkirakan menambah menambah penerimaan sebesar US$68 juta atau sekitar Rp911,2 miliar. Presiden Direktur PT. Pertamina EP, Rony Gunawan berharap dukungan dari semua pihak terkait supaya penyaluran gas dari PJBG bisa terlaksana. Dengan dukungan penuh para pemangku kepentingan, Pertamina EP juga dapat segera memonetisasi temuan-temuan cadangan migas dari lapangan yang lainnya untuk mendukung tingkat produksi migas nasional. Maklum saja, pada tahun 2014 terdapat beberapa pembeli yang penyerapan gasnya lebih rendah dari komitmen sehingga potensi kehilangan produksi sebesar 95 MMSCFD atau setara 17.000 barel minyak per hari. Biarpun begitu, peningkatan pasokan gas untuk domestik terus ditingkatkan. Sejak tahun 2003, pasokan gas untuk domestik meningkat rata-rata 9 persen per tahun. Pada 2013, volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik lebih besar dibandingkan ekspor. Tahun 2015 ini, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) atau 61 persen. Sementara peruntukan ekspor sebesar 2.836 BBTUD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan