KONTAN.CO.ID - KYIV. Ukraina saat ini mengalami krisis listrik setelah 6 dari 15 reaktor nuklirnya berhenti bekerja dan tidak mampu memasok listrik. Tingkat pemutusan listrik di Ukraina saat ini mencapai level tertinggi. Dilansir dari The Straits Times, Ukraina memiliki empat kompleks yang tersebar di berbagai bagian negara yang menampung 15 reaktor operasionalnya. James M. Acton, seorang analis nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir pada dasarnya tidak dirancang untuk berada di zona perang. Menurut Acton, situasi ini akan sangat mengganggu operasi militer Ukraina secara total.
"Fasilitas nuklir Ukraina dapat menjadi target dalam perang yang, bagaimanapun, akan mengganggu operasi mereka", ungkap Acton. Baca Juga: Buat Lawan Rusia, Australia Siap Kirim Senjata Mematikan ke Ukraina Pemadaman listrik di Ukraina sebenarnya cukup umum terjadi dan selalu dilaporkan oleh Inspektorat Peraturan Nuklir Negara Ukraina yang berada di Ukraina. Namun, sejak hari Minggu (27/2), atau pada hari ketiga invasi Rusia, badan negara tersebut mulai melaporkan tingkat pemutusan listrik yang tidak wajar dengan 6 dari 15 reaktor negara ada dalam keadaan offline. Fasilitas tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina timur adalah situs dengan jumlah reaktor offline terbanyak. Lokasinya terletak di utara Krimea, salah satu rute utama Rusia dalam melancarkan invasi ke Ukraina.