6 Tanda Awal Speech Delay Pada Anak dan Langkah Awal Mengatasi Gangguannya



KONTAN.CO.ID -  Keterlembatan bicara atau speech delay adalah salah satu gangguan perkembangan yang cukup banyak diderita anak-anak.

Setiap tahap pertumbuhan buah hati wajib diperhatikan oleh orangtua. Perkembangan motorik, sosial, hingga berbicara perlu mendapatkan perhatian ekstra.

Namun, sebelumnya, Anda perlu tahu jika setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda sehingga tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya. 


Jika pada tahap atau usia tertentu anak mengalami gangguan perkembangan seperti speech delay, orangtua perlu mengambil langkah untuk mengatasinya.

Bersumber dari Instagram Direktorat PAUD Kemendikbud Ristek (25/5), speech delay jika dibiarkan bisa menjadi gangguan serius yang memengaruhi kecerdasan dan perilaku anak di masa depan.  

Baca Juga: Memahami Gejala Penyakit Hepatitis yang Muncul, Cara Penularan, dan Mencegahnya

Tanda-tanda speech delay pada anak

Berikut tanda keterlambatan bicara yang biasa terjadi pada anak-anak, agar orangtua bisa segera mengambil tindakan lebih dini:

1. Anak tidak mengoceh saat memasuki usia 15 bulan. 

2. Tidak dapat mengucapkan kata yang jelas saat berumur 2 tahun. 

3. Anak idak mampu mengucapkan kalimat pendek ketika berusia 3 tahun. 

4. Kesulitan mengikuti petunjuk. 

5. Artikulasi atau pengucapan tidak jelas. 

6. Sulit menyatukan kata-kata dalam sebuah kalimat. 

Langkah awal mengatasi speech delay

Jika Anda menemukan tanda-tanda speech delay seperti keterangan di atas, berikut ini langkah awal yang perlu dilakukan untuk mengatasi gangguan ini.

  • Memperhatikan gerak-gerik anak
Perhatikan dengan seksama gerak-gerik buah hati lalu berikan respon sesuai dengan gerakan si kecil. Dengan langkah tersebut anak bisa terlatih untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan. 

Contohnya, berkata "dadah" saat anak memberikan lambaian tangan. Anda juga bisa merespon dengan kalimat singkat saat buah hati menunjuk pada suatu benda. 

Baca Juga: Mengenal Fungsi Motorik Kasar dan Motorik Halus, Perbedaan, dan Cara Menstimulasinya

  • Sering mengajak berkomunikasi
Langkah selanjutnya adalah saat anak belum lancar merespon kata-kata. Si kecil mungkin belum bisa dengan lancar merespon dengan perkataan yang Anda sampaikan.

Meskipun demikian orangtua tetap bisa mengajak buah hati berkomunikasi dengan berbicara dan bercerita. Anda bisa membacakan buku bacaan dongeng kesukaan anak atau menceritakan pengalaman sehari-hari. 

  • Merespons saat anak berbicara
Berikan respons yang menyenangkan dan antusias saat si kecil berbicara kata-kata apapun. Jika ejaan kata yang dia ucapkan kurang tepat, Anda tidak perlu langsung mengoreksinya. 

Biarkan anak mengucapkan apapun yang dia inginkan dan berikan respons positif untuk meningkatkan motivasinya. 

  • Membatasi penggunaan gadget
Penggunaan gadget juga mempengaruhi perkembangan bicara anak. Anak-anak usia prasekolah hanya direkomendasikan menggunakan gadget maksimal 2 jam dalam sehari. 

Hal ini dikarenakan mereka sedang dalam masa belajar terutama berbicara. Kemampuan berbicara membutuhkan interaksi dua arah. 

Sedangkan komunikasi dengan gadget hanya bersifat satu arah saja. Anak hanya dapat merespons dengan mendengarkan tanpa ada interaksi timbal balik. 

Baca Juga: Ini Cara yang Benar Menanam Bunga Anggrek, Pas Buat Hobi dan Bisnis

  • Menggunakan kosa kata yang benar
Banyak orangtua atau keluarga yang menggunakan kosa kata yang tidak benar seperti kata-kata cadel saat berbicara dengan anak kecil. 

Jika Anda atau keluarga masih menggunakan cara ini, segera hentikan. Gunakan kosa kata yang baik dan benar untuk menstimulasi kemampuan berbicara anak. 

Saat buah hati mengucapkan kata-kata yang kurang tepat seperti "Aku mau num tutu", orang tua bisa segera mengulangi kalimat dengan "Oh, adik mau minum susu".

  • Berkonsultasi dengan dokter
Cara terakhir untuk mengatasi keterlambatan bicara atau speech delay anak adalah dengan berkonsultasi pada dokter. 

Dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui masalah dasar yang dialami anak seperti tes mendengarkan hingga terapi berbicara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News