6.000 karyawan mogok, Bridgestone rugi Rp 6 Miliar



SIMALUNGUN. Akibat pemogokan sekitar 6.000 karyawan selama 2 hari, PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate mengalami merugikan sekitar Rp 6 miliar. Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate, Togar Simanjuntak, di rumahnya Dolok Marangir, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (22/10/2013). Menurut Togar, harus diakui dengan tidak bekerjanya karyawan, mengakibatkan seluruh aktifitas pabrik dan di kebun karet lumpuh total. "Kalau tidak berproduksi kita punya kebun karet, tidak mendapatkan hasil, ditaksir kerugian sekitar Rp 6 miliar," katanya. Melihat besarnya kerugian itu jika mogok kerja terus berlangsung, Togar kemudian mengimbau kepada para karyawan agar kembali bekerja. Dia juga menyebut, selama 2 hari tidak bekerja, karyawan dihitung mangkir. "Jadi kalau ada informasi kepada karyawan selama dua hari demo itu dihitung hadir, itu adalah pembohongan," tegasnya. Dikatakannya, sesuai UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003, mogok kerja yang dibayar adalah mogok yang sesuai dengan prosedur perundingan bipartit dan tripartit. "Itu sebabnya saya menghimbau seluruh karyawan agar kembali kerja dan jangan mau terprovokasi oleh oknum-oknum yang memiliki tujuan yang tidak jelas," ujarnya. Sementara itu kepada para staf, Togar meminta agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik, dimana justru turut menjadi motor aksi unjuk rasa. "Staf merupakan pemimpin, jadi harusnya mereka memberikan contoh yang baik kepada bawahan," ujarnya. Salah seorang staf yang ikut berdemo dan menggerakkan aksi demo, Rudiansyah mengatakan bahwa seluruh karyawan mogok kerja karena Togar bersikap arogan dalam memimpin, melakukan praktek nepotisme dengan memasukkan anak kandungnya dalam posisi yang strategis di perusahaan. "Posisi yang diberikan kepada anaknya, harusnya diberikan kepada orang-orang yang berpengalaman dan bukan kepada anaknya," kara Rudiansyah. Kemudian kata Rudiansyah, ucapan-ucapan Togar sering menyinggung perasaan staf dan karyawan. Selain itu yang paling menyakitkan kata Rudiansyah, Togar menyebut staf dan karyawan ingin kembali ke masa lalu dimana staf dan karyawan bisa melakukan pencurian dan korupsi. "Itu menyakitkan kami. Maka itu kami mogok dan demo, menuntut Togar dan kroni-kroninya agar hengkang dari perusahaan ini," tegas Rudiansyah. (Tigor Munthe/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan