60% pemakai premium beralih ke pertamax



JAKARTA. Menteri koordinator bidang perekonomian Sofyan Djalil memperkirakan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan lebih rendah dari perkiraan. Sebab, sekitar 60% pengguna BBM bersubsidi jenis premium diperkirakan beralih memakai BBM non subsidi atau jenis pertamax.

Hal itu dikarenakan perbedaan harga antara pertamax dan premium yang semakin tipis. Seperti yang diketahui, PT Pertamina menurunkan harga pertamax dari Rp 11.500 per liter menjadi Rp 9.950 per liter. Sementara harga premium dinaikkan Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.

Sebelumnya, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBN-P) 2014 sebanyak 46 juta kilo liter. "Dengan kebijakan ini maka konsumsi BBM bersubsidi bisa semakin rendah," ujar Sofyan, Rabu (3/12) di Istana Negara, Jakarta.


Sofyan juga bilang, meski terjadi pengurangan konsumsi BBM bersubsidi, jumlahnya akan tetap melebihi kuota. Sebelumnya, pada bulan September lalu, pemerintah memperkirakan kuota konsumsi BBM bersubsidi yang disalurkan oleh Pertamina akan lebih 1,62 juta kl.

Menteri keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan kebijakan kenaikan dan penurunan harga ini, jumlah over kuotanya diperkirakan tidak akan mencapai 1 juta kl pada tahun 2014 ini. Bambang juga tidak menjelaskan, upaya apa lagi yang akan dilakukan pemerintah untuk menurunkan kuota lebih kecil dari itu. "Yang jelas over kuota akan lebih kecil dari semula," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie