KONTAN.CO.ID - Jakarta. Lebih dari 600 warga DKI Jakarta terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Untuk mencegah DBD, anak-anak disarankan suntik vaksin DBD. Berapa harga vaksin DBD? Diberitakan
Kompas.com, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta meminta masyarakat waspada terhadap gigitan nyamuk nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD). Kepala Dinas Kesehatan DKI Ani Ruspitawati mengungkapkan, masyarakat bisa mengenali gejala yang dirasakan apabila terjangkit DBD. Ia menjelaskan, gejala DBD yang pertama dirasakan penderita ialah demam selama dua sampai tujuh hari yang disertai manifestasi pendarahan. "Lalu penurunan trombosit (trombositopenia), kemudian hemakonsentrasi yang ditandai kebocoran plasma (peningkatan hematokrit, asitesis, efusi pleura, hipoalbuminemia)," ujar Ani dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Ani menjelaskan, terdapat gejala DBD lainnya yang juga dirasakan penderita apabila terjangkit DBD akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Beberapa gejala DBD itu antara lain nyeri kepala, nyeri otot dan tulang, ruam kulit serta nyeri belakang bola mata. “Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya atau bahkan ada yang tanpa gejala sakit (asimtomatik)," kata Ani. "Sebagian lagi menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian,” imbuhnya.
Baca Juga: Ratusan Warga Tangsel Terjangkit DBD, Ini Cara Menaikkan Trombosit Tanpa Obat Diberitakan sebelumnya, sebanyak 627 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada usia bayi di bawah lima tahun (balita) hingga dewasa di wilayah Jakarta. Berdasarkan tren data kasus mingguan tahun 2024, tercatat kasus DBD di Jakarta terjadi peningkatan dibandingkan sejak minggu awal bulan Januari. Data kasus menunjukkan peningkatan yang tajam kasus DBD di Ibu Kota terjadi minggu kelima tahun 2024 atau di awal bulan Februari 2024. "Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di setiap wilayah Jakarta. Sejauh ini, tidak tercatat kematian atas kasus tersebut,” tutur Ani. Ani mengimbau kepada masyarakat Jakarta untuk melakukan langkah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekitar rumah atau lingkungan tempat tinggal masing-masing. "Lakukan 3M yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang. Serta melakukan kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti,” ucap Ani. Harga vaksin DBD Untuk mencegah terkena penyakit DBD, para ahli menyarankan melakukan gerakan 3M dan vaksin DBD. Dilansir dari website resmi IDAI, vaksin DBD adalah vaksin untuk mencegah infeksi DBD atau mengurangi resiko seorang anak terkena infeksi Dengue yang berat. Vaksin DBD telah resmi beredar di Indonesia sejak tahun 2016. Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang BPOMnya telah memberi ijin edar vaksin dengue. Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin Dengue di antaranya Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan vaksin DBD ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak usia 9-16 tahun. Sedangkan apabila vaksin DBD diberikan di bawah usia 9 tahun akan meningkatkan risiko untuk dirawat karena infeksi dengue dan meningkatkan resiko mendapatkan dengue yang berat, khususnya pada anak dengan kelompok usia 2-5 tahun. Jadi, vaksin DBD dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 kali dengan jarak pemberian 6 bulan. Pemberian vaksin DBD juga dapat dimulai kapan saja sejak anak berusia 9 hingga 16 tahun. Dilansir dari website RS Primaya, vaksin DBD diberikan sebanyak 2 dosis. Harga vaksin DBD tiap dosis adalah Rp 715.000. Namun, jika akan vaksin DBD lengkap atau dua dosis, harga vaksin DBD di RS Primaya Rp 1,39 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto