KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi raksasa Microsoft mengumumkan rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 6.000 karyawan, atau sekitar 3% dari total tenaga kerja globalnya, sebagai bagian dari strategi restrukturisasi organisasi. Langkah ini pertama kali dilaporkan oleh CNBC dan kemudian dikonfirmasi oleh juru bicara Microsoft dalam pernyataan kepada FOX Business. Microsoft menyatakan bahwa perubahan ini dilakukan untuk “menerapkan penyesuaian organisasi yang diperlukan guna memposisikan perusahaan secara optimal di tengah pasar yang dinamis.”
Tujuan Utama: Penyederhanaan dan Efisiensi Operasional
Microsoft menjelaskan bahwa mereka akan menyederhanakan proses, prosedur, dan struktur peran dalam perusahaan. Fokus utamanya adalah pada pengurangan lapisan manajerial, demi mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.Dampak terhadap Tenaga Kerja Global
Per Juni 2024, Microsoft memiliki sekitar 228.000 karyawan secara global. Meskipun jumlah ini sempat meningkat 2% dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah tersebut telah mengalami sedikit penurunan dibandingkan kuartal sebelumnya, menurut pernyataan CFO Amy Hood dalam panggilan pendapatan kuartal ketiga pada akhir April. PHK yang diumumkan kali ini akan mempengaruhi karyawan lintas tim, tingkat jabatan, dan lokasi di seluruh dunia. Belum ada informasi detail mengenai unit bisnis mana yang akan terdampak paling besar, namun diperkirakan akan menyentuh berbagai divisi, termasuk perangkat lunak, layanan cloud, serta sektor kecerdasan buatan yang kini tengah berkembang pesat. Baca Juga: Microsoft Temukan Malware Baru yang Mengincar Dompet Kripto di Google ChromePosisi Keuangan Microsoft: Kuat, Tapi Waspada
Meskipun melakukan PHK, Microsoft melaporkan kinerja keuangan yang sangat solid pada kuartal ketiga tahun fiskal 2025:- Pendapatan: US$70,07 miliar
- Laba bersih: US$25,82 miliar
- Kapitalisasi pasar: Sekitar US$3,34 triliun per Selasa sore