67% Portofolio Warren Buffett Senilai US$315 Miliar Diinvestasikan pada 5 Saham Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkshire Hathaway, sebuah perusahaan investasi yang dipimpin oleh Warren Buffett, dikenal dengan portofolio sahamnya yang luas dan solid.

Meskipun perusahaan ini memiliki 43 saham dan dua reksa dana indeks, sebesar 67% dari total investasi senilai US$315 miliar terpusat hanya pada lima perusahaan besar.

Angka ini setara dengan US$210,4 miliar dari total aset investasi. Saham Apa saja itu? Ini Rinciannya:

1. Apple: Investasi Terbesar dengan Nilai US$90,7 Miliar


Apple Inc. adalah investasi terbesar Berkshire Hathaway dengan nilai US$90,7 miliar, mencakup 28,8% dari total aset yang diinvestasikan. Meskipun Buffett telah menjual lebih dari 500 juta saham Apple sejak awal Oktober 2023, Apple tetap menjadi pilar utama dalam portofolio Berkshire.

Apple tidak hanya terkenal karena perangkat fisiknya yang populer seperti iPhone, yang menguasai lebih dari 50% pangsa pasar ponsel cerdas di Amerika Serikat, tetapi juga karena segmen layanan (services) yang terus berkembang.

Baca Juga: Bonus Bagi Eksekutif di Wall Street Diprediksi Mengalami Peningkatan 7,4% Tahun Ini

Model bisnis berbasis langganan dari segmen layanan Apple diproyeksikan akan terus meningkatkan margin operasinya dari waktu ke waktu. Selain itu, strategi Apple yang berfokus pada pembelian kembali saham telah berhasil mengurangi jumlah saham beredar lebih dari 42%, yang pada gilirannya meningkatkan laba per saham (earnings per share).

Buffett mengagumi program pembelian kembali saham yang agresif ini, dengan Apple membeli kembali saham senilai US$700,6 miliar sejak 2013. Hal ini membuat Apple menjadi salah satu saham paling menguntungkan dalam portofolio Berkshire Hathaway.

2. American Express: Investasi Senilai US$41,8 Miliar

American Express (AmEx) adalah investasi terbesar kedua dalam portofolio Berkshire Hathaway, dengan nilai US$41,8 miliar, atau 13,3% dari total aset yang diinvestasikan. AmEx juga merupakan salah satu saham yang paling lama dimiliki oleh Berkshire, sejak tahun 1991.

Kunci kesuksesan AmEx terletak pada kemampuannya untuk "mengambil keuntungan ganda" (double dip). Di satu sisi, AmEx adalah pemroses pembayaran nomor tiga terbesar berdasarkan volume pembelian di jaringan kartu kredit di Amerika Serikat, yang berarti perusahaan ini menghasilkan biaya pemrosesan yang stabil dari pedagang.

Di sisi lain, AmEx juga berperan sebagai pemberi pinjaman, mendapatkan pendapatan dari biaya tahunan dan bunga bersih dari para pemegang kartunya.

Selain itu, AmEx memiliki kemampuan untuk menarik pelanggan kaya yang cenderung tidak mengubah kebiasaan belanja mereka selama periode pertumbuhan ekonomi yang panjang, yang membantu perusahaan ini mengatasi ketidakpastian ekonomi lebih baik daripada kebanyakan pemberi pinjaman lainnya.

Baca Juga: Warren Buffett Menjual 11 Saham pada Q2, Salah Satu Diprediksi Bakal Melonjak 45%

3. Bank of America: Investasi Senilai US$31,9 Miliar

Bank of America (BofA) adalah saham ketiga terbesar dalam portofolio Berkshire Hathaway dengan nilai US$31,9 miliar, atau 10,1% dari total aset yang diinvestasikan. Meskipun Buffett telah secara rutin menjual saham Bank of America dalam beberapa bulan terakhir tercatat sekitar 240 juta saham senilai US$9,8 miliar Bank of America tetap menjadi salah satu aset penting dalam portofolio Berkshire.

Bank seperti BofA sangat diuntungkan dari siklus ekonomi yang panjang. Sementara resesi adalah bagian normal dari siklus ekonomi, umumnya hanya berlangsung dalam waktu singkat. Sebagian besar ekspansi ekonomi, di sisi lain, berlangsung selama beberapa tahun, memungkinkan bank untuk memperluas portofolio pinjaman mereka secara bijaksana selama periode tersebut.

Selain itu, kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve sejak 2022 telah menambah miliaran dolar pendapatan bunga bersih pada laba bersih Bank of America setiap kuartal, yang meningkatkan daya tarik saham ini di mata Buffett.

4. Coca-Cola: Investasi Senilai US$28,1 Miliar

Coca-Cola adalah investasi keempat terbesar Berkshire Hathaway dengan nilai US$28,1 miliar, atau 8,9% dari total aset investasi. Coca-Cola telah menjadi saham andalan dalam portofolio Berkshire sejak 1988, dan terus memberikan dividen yang signifikan bagi perusahaan investasi Buffett.

Bahkan, Coca-Cola memberikan Buffett keuntungan dividen sekitar 60% dari basis biaya investasinya.

Baca Juga: Aksi Jual Saham Bank of America Milik Warren Buffett Lampaui US$10 Miliar

Sukses Coca-Cola berakar pada operasi globalnya yang sangat luas. Dengan pengecualian Korea Utara, Kuba, dan Rusia, Coca-Cola beroperasi di hampir setiap negara di dunia, dengan lebih dari dua lusin merek yang menghasilkan penjualan tahunan lebih dari US$1 miliar.

Diversifikasi geografis ini memungkinkan Coca-Cola untuk menghasilkan arus kas yang stabil di pasar maju, sambil tetap tumbuh di pasar berkembang yang sedang berkembang pesat.

Pemasaran Coca-Cola yang inovatif juga menjadi faktor kunci dalam menjaga posisinya sebagai merek pilihan konsumen selama 12 tahun berturut-turut menurut laporan "Brand Footprint" dari Kantar.

5. Chevron: Investasi Senilai US$17,9 Miliar

Saham terbesar kelima dalam portofolio Berkshire Hathaway adalah Chevron, dengan nilai investasi sebesar US$17,9 miliar, atau 5,7% dari total aset yang diinvestasikan. Buffett tidak menginvestasikan hampir US$18 miliar dalam perusahaan minyak dan gas global ini secara sembarangan.

Investasi besar ini menunjukkan keyakinan Buffett bahwa harga minyak mentah akan tetap tinggi atau bahkan meningkat di masa depan.

Selama beberapa tahun terakhir, investasi modal di sektor energi mengalami penurunan, terutama karena pandemi COVID-19. Ditambah dengan invasi Rusia ke Ukraina, suplai minyak mentah diperkirakan akan tetap ketat dalam waktu dekat.

Baca Juga: Warren Buffett Ungkap 2 Jenis Investasi Non-Saham yang Beri Hasil Menjanjikan

Kondisi ini sangat menguntungkan bagi perusahaan seperti Chevron yang dapat mengambil keuntungan dari harga minyak yang tinggi.

Selain itu, Chevron juga diuntungkan dari operasinya yang terintegrasi. Meskipun segmen hulu (upstream) menghasilkan margin terbesar, segmen hilir (downstream) seperti kilang dan pabrik kimia Chevron mampu memberikan arus kas yang stabil dan berfungsi sebagai lindung nilai jika harga minyak turun.

Selanjutnya: Masa Depan Ten Hag di Manchester United Belum Ada Kejelasan

Menarik Dibaca: 6 Tempat Terbaik untuk Melihat Aurora, Yuk Agendakan!

Editor: Handoyo .