LUWUK BINGGAI. PT Pertamina (Persero) menegaskan konsumsi Pertalite dari hari ke hari terus meningkat. Pertamina mencatat hingga tanggal 29 Juli lalu, atau 7 hari sejak diluncurkan, pembelian Pertalite oleh konsumen sudah tembus 2 juta liter di 101 SPBU. "Barangkali juga karena Pertalite memiliki Ron yang lebih tinggi, sehingga berapa pemilik kendaraan yang lebih mampu, pindah dari premium ke Pertalite," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, Minggu (2/8). Dwi bilang, peningkatan konsumsi Pertalite ini akan sangat bagus pengaruhnya terhadap pemanfaatan naftah milik Pertamina. Dengan memanfaatkan naftah yang lebih banyak maka Pertamina mengklaim pihaknya bisa menekan impor. Sayangnya Dwi tidak menjelaskan apakah porsi produksi Premium yang akan dipertimbangkan untuk dikurangi dengan adanya peningkatan pertalite. Yang pasti, kata Dwi, sejak Pertalite diluncurkan pada 24 Juli 2015 lalu sudah terjadi pengurangan konsumsi Premium. Namun Dwi belum bisa menyebut jumlah tepatnya penurunan konsumsi Premium tersebut. "Nanti kami kalkulasikan angkanya. Tapi kami melihat justru bukan orang yang menggunakan Pertamax pindah ke Pertalite. Tapi justru dari premium ke Pertalite. Mungkin sebenarnya orang mampu beli di Ron 90, tapi karena ron 92 nya terlalu mahal, jadi ketika ada pilihan, mereka migrasi," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
7 hari, penjualan Pertalite tembus 2 juta liter
LUWUK BINGGAI. PT Pertamina (Persero) menegaskan konsumsi Pertalite dari hari ke hari terus meningkat. Pertamina mencatat hingga tanggal 29 Juli lalu, atau 7 hari sejak diluncurkan, pembelian Pertalite oleh konsumen sudah tembus 2 juta liter di 101 SPBU. "Barangkali juga karena Pertalite memiliki Ron yang lebih tinggi, sehingga berapa pemilik kendaraan yang lebih mampu, pindah dari premium ke Pertalite," ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, Minggu (2/8). Dwi bilang, peningkatan konsumsi Pertalite ini akan sangat bagus pengaruhnya terhadap pemanfaatan naftah milik Pertamina. Dengan memanfaatkan naftah yang lebih banyak maka Pertamina mengklaim pihaknya bisa menekan impor. Sayangnya Dwi tidak menjelaskan apakah porsi produksi Premium yang akan dipertimbangkan untuk dikurangi dengan adanya peningkatan pertalite. Yang pasti, kata Dwi, sejak Pertalite diluncurkan pada 24 Juli 2015 lalu sudah terjadi pengurangan konsumsi Premium. Namun Dwi belum bisa menyebut jumlah tepatnya penurunan konsumsi Premium tersebut. "Nanti kami kalkulasikan angkanya. Tapi kami melihat justru bukan orang yang menggunakan Pertamax pindah ke Pertalite. Tapi justru dari premium ke Pertalite. Mungkin sebenarnya orang mampu beli di Ron 90, tapi karena ron 92 nya terlalu mahal, jadi ketika ada pilihan, mereka migrasi," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News