Makanan yang Aman untuk Infeksi Usus dan Lambung - JAKARTA. Simak daftar makanan yang aman untuk infeksi usus. Penyakit seperti gastroenteritis memerlukan beberapa penanganan termasuk makanan yang dikonsumsi penderitanya. Infeksi usus, yang juga dikenal sebagai gastroenteritis, adalah peradangan pada saluran pencernaan, terutama pada usus, yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit. Kondisi infeksi ini dapat mempengaruhi lambung dan usus halus (enteritis) serta usus besar (kolitis).
- Diare: Peningkatan frekuensi dan kelicinan buang air besar, sering kali disertai dengan tinja yang berair atau berdarah.
- Mual dan Muntah: Rasa tidak enak di perut yang bisa disertai dengan muntah.
- Perut Kembung dan Nyeri: Rasa sakit atau kram pada perut.
- Demam: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
- Kehilangan Nafsu Makan: Rasa tidak ingin makan atau menurunnya nafsu makan.
- Dehidrasi: Gejala dehidrasi termasuk mulut kering, haus yang berlebihan, penurunan buang air kecil, dan kelemahan umum.
Makanan yang aman untuk penderita infeksi usus
Apabila infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik, tetapi infeksi virus tidak merespons terhadap antibiotik. Anda bisa mencoba beberapa makanan yang aman untuk penderita infeksi usus dan lambung berikut ini. Cek daftar makanan untuk infeksi usus dan lambung baik cairan maupun karbohidrat sehat dirangkum dari laman Healthline. Baca Juga: 7 Manfaat Buah Kiwi Untuk Kesehatan yang Menarik Perhatian 1. Teh Peppermint Teh peppermint dapat membantu meringankan gejala flu perut. Faktanya, aroma peppermint saja bisa mengurangi rasa mual. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 26 orang yang mengalami mual setelah operasi, mencium minyak peppermint saat melakukan latihan pernapasan dalam dapat meredakan mual pada 58% peserta. Meskipun penelitian tentang manfaat teh peppermint untuk flu perut secara khusus masih kurang, tidak ada ruginya mencobanya. Setidaknya, teh peppermint berpotensi menjadi sumber cairan yang sangat dibutuhkan saat Anda menderita flu perut. 2. Air Jahe Jahe umumnya digunakan untuk meredakan mual, gejala utama flu perut. Meskipun penelitian tentang jahe untuk mengatasi mual akibat flu perut masih kurang, penelitian menemukan bahwa jahe membantu mengurangi mual akibat kehamilan, pengobatan kanker, dan mabuk perjalanan. Simak daftar Jahe tersedia segar, sebagai bumbu, atau sebagai bahan teh, bir jahe, dan permen. Jahe dalam jumlah pekat dapat ditemukan dalam sirup, kapsul, dan tincture. Namun, sebaiknya hindari sumber yang terkonsentrasi karena jahe dapat menyebabkan diare jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. 3. Sup kaldu Makanan untuk infeksi usus selanjutnya adalah sup berbahan dasar kaldu dan kaldu. Tentu opsi ini bisa menjadi pilihan pertama jika Anda mengalami diare dan kembali makan. Sup berbahan dasar kaldu memiliki kandungan air yang sangat tinggi sehingga dapat membantu hidrasi saat flu perut. Kentang juga merupakan sumber natrium yang sangat baik, elektrolit yang dapat cepat habis karena seringnya muntah dan diare. 4. Kentang rebus Makanan hambar seperti kentang rebus dan polos adalah pilihan bagus saat Anda menderita flu perut. Kentang polos lembut, rendah lemak, dan terbuat dari pati yang mudah dicerna. Kentang juga kaya akan potasium, yang merupakan salah satu elektrolit utama yang hilang akibat muntah dan diare. Faktanya, hanya 1 kentang berukuran sedang, atau 167 gram (g), menyediakan sekitar 12% dari takaran harian untuk potasium. Hindari menambahkan topping tinggi lemak, seperti mentega, keju, dan krim asam. Hal ini dapat memperburuk diare. Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk membumbui kentang Anda dengan sedikit garam, karena natrium bisa habis saat flu perut. 5. Air kelapa Elektrolit adalah sekelompok mineral bermuatan listrik yang membantu fungsi penting tubuh, seperti pengaturan tekanan darah dan kontraksi otot. Anda bisa memilih cairan dan elektrolit yang hilang adalah landasan pengobatan flu perut. Pada awal diare dan muntah, ahli kesehatan sering merekomendasikan larutan rehidrasi oral, terutama untuk bayi dan anak-anak. Ini mengandung air, gula, dan elektrolit dalam proporsi tertentu yang mudah dicerna. Air kelapa adalah pilihan lain untuk membantu mengisi kembali cairan dan elektrolit tetapi biasanya rendah gula. Para peneliti berpendapat bahwa obat ini mungkin sama efektifnya dengan larutan rehidrasi oral dalam mengobati dehidrasi pada orang dewasa. 6. Buah dengan kandungan air Tak hanya minuman bukan satu-satunya pilihan untuk hidrasi, banyak buah-buahan mengandung 80–90% air. Beberapa buah yang paling tinggi kandungan airnya seperti semangka, stroberi, melon, dan persik Buah-buahan juga menyediakan banyak vitamin dan mineral, seperti potasium dan vitamin A dan C. Namun, banyak buah utuh yang kaya serat sehingga sulit dicerna. Buah-buahan yang dimasak seperti saus apel mungkin lebih mudah ditoleransi. 7. Telur rebus Telur adalah pilihan bergizi saat Anda menderita flu perut. Pastikan telur dimasak dengan sedikit tambahan lemak, produk susu, dan rempah-rempah, sehingga terasa nyaman di perut Anda. Nah, Telur juga merupakan sumber protein yang sangat baik, dengan 6 g per telur besar, dan menyediakan nutrisi lain, seperti vitamin B dan selenium, yang merupakan mineral yang penting untuk sistem kekebalan Anda. Hindari menggoreng telur dengan minyak, mentega, atau lemak babi, karena jumlah lemak yang tinggi dapat memperburuk diare. Artinya, Anda bisa mencoba sajian telur rebus sebagai makanan yang aman untuk infeksi usus.Makanan yang dihindari penderita infeksi usus
- Minuman berkafein: Kafein dapat mengganggu kualitas tidur, sehingga menghambat pemulihan. Kopi merangsang pencernaan Anda dan dapat memperburuk diare.
- Makanan tinggi lemak dan gorengan: Makanan tinggi lemak lebih sulit dicerna dan dapat menyebabkan diare, mual, dan muntah.
- Makanan pedas: Makanan pedas dapat memicu mual dan muntah pada beberapa orang.
- Makanan dan minuman manis: Gula dalam jumlah tinggi dapat memperburuk diare, terutama pada anak-anak.
- Susu dan produk susu: Saat sakit flu perut, beberapa orang mengalami masalah dalam mencerna laktosa, gula dalam susu dan produk susu. Dalam beberapa kasus, efek samping ini bisa bertahan hingga satu bulan atau lebih.