KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang salah sangka, jika serangan stroke hanya bisa menyerang kepada mereka yang sudah berusia lanjut. Padahal, stroke juga bisa menyerang mereka yang berusia muda dan berada pada usia produktif. Informasi saja, stroke terjadi saat aliran darah ke otak mengalami gangguan. Gangguan bisa terjadi karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Dilansir dari
Hello Sehat, serangan stroke pada usia muda dipicu oleh kondisi dan gaya hidup tidak sehat. Sebuah survei yang dilakukan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebutkan bahwa tingkat stroke di kalangan anak muda meningkat tajam.
Everyday Health menuliskan, survei itu tidak memasukkan penyebab stroke, tetapi dokter berpikir bahwa risiko stroke yang umum seperti obesitas dan tekanan darah tinggi di kalangan remaja dan dewasa muda mungkin sebagian yang harus disalahkan. Peningkatan angka penderita stroke dalam usia muda disebut mengkhawatirkan. Profesor kedokteran dan Direktur Medis Pusat Jantung untuk Wanita di Rush University Medical, Chicago, AS, Annabelle Volgman, MD, mengatakan, ada sejumlah faktor risiko stroke dapat berkontribusi pada peningkatan tersebut.
Baca Juga: Kenali 10 Ciri-Ciri Gejala Gula Darah Tinggi biar Kian Waspada Diabetes Faktor itu di antaranya obesitas, tekanan darah tinggi, dan penggunaan kontrasepsi di kalangan wanita. Yang membedakan adalah jenis stroke yang dialami, apakahstroke iskemik (sumbatan) atau stroke hemoragik (perdarahan). Pasien penderita stroke pada usia muda lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. Alasannya, perempuan pada usia produktif atau usia muda masih memproduksi hormon estrogen yang secara alami membuat dinding pembuluh darah menjadi lebih baik. Sementara, pada usia lanjut, potensi terkena stroke sama besarnya. Hal ini karena kadar estrogen di dalam tubuh kian lama kian berkurang. Umumnya, stroke yang sering menyerang para penderita baik pasien lansia maupun usia muda adalah jenis stroke iskemik (sumbatan).
Baca Juga: Kurangi dari Sekarang, Ini 3 Dampak Buruk Terlalu Banyak Makan Gorengan Pemicu stroke pada usia lanjut antara lain hipertensi, kolesterol, diabetes, dan berbagai kondisi kesehatan lainnya. Sedangkan pemicu stroke pada usia muda berbeda dengan pemicu stroke pada usia lanjut. Ada faktor-faktor atau kondisi kesehatan lain yang bisa menjadi penyebab stroke di usia muda. Berikut enam pemicu stroke pada usia muda: 1. Kelainan pada jantung Salah satu penyebab stroke di usia muda adalah kelainan pada jantung. Ada beberapa jenis kelainan yang mungkin bisa terjadi, baik katup maupun pada sekat jantung yang mengalami kebocoran. Kelainan jantung juga bisa karena faktor bawaan atau sudah terjadi sejak lahir. Pompa jantung akan terganggu diakibatkan seseorang tersebut mengalami kelainan pada jantungnya dan dapat menyebabkan saat darah dipompa keluar jantung, akan ada darah yang tersisa di dalam jantung. Sisa darah dalam jantung tersebut nantinya akan menggumpal dan berpotensi terlepas atau keluar dengan sendririnya menuju otak sehingga terjadi emboli. Emboli sendiri adalah hambatan pada aliran pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan stroke. Kondisi tersebut biasa dikenal dengan nama kardioemboli. 4. Arteriovenous Malformation (AVM) Orang dengan kondisi seperti ini biasanya terjadi kelainan pembentukan arteri dan vena berupa anyaman dengan dinding tipis yang mudah sekali pecah sehingga menyababkan perdarahan di otak dan susmsum tulang belakang. Perdarahan inilah yang menyebabkan stroke hemoragik. 3. Penyumbatan pada pembuluh darah Penyumbatan pembuluh darah juga menjadi salah satu pemicu stroke pada usia muda. Kelainan yang dapat menyebabkan kondisi ini terjadi pada penyakit takayusu dan moyamoya. Takayusu sendiri adalah penyakit di mana pembuluh darah pada otak menyempit atau buntu sama sekali. Sementara, moyamoya adalah penyempitan pembuluh darah di area leher menuju otak. Jika salah satunya terjadi, dapat meingkatkan potensi stroke di usia muda. 4. Darah yang mengental Orang yang memiliki kondisi antiphospholipid syndrome, darah di dalam tubuhnya cenderung menggumpal sehinga saat mengalir di dalam tubuh dan melewati pembuluh darah yang lebih kecil atau lebih sempit. Darah tersebut akan menyangkut dan menyumbat. Anak-anak yang mengidap talasemia juga bisa terkena stroke. Alasannya, hemoglobin (Hb) pada penderita talasemia cenderung rendah, hal tersebut bisa memicu stroke.
Baca Juga: Benarkah Minum Air Putih Bisa Menurunkan Kolesterol Tinggi? 5. Kelainan pembekuan darah Hemofilia adalah salah satu kelainan yang mungkin terjadi pada pembekuan darah. Kondisi seperti ini merupakan kelainan bawaan langka yang dapat menyebabkan darah sulit membeku, dan bisa menyebabkan seseorang mudah mengalami perdarahan. Yang paling dikhawatirkan adalah saat kelainan tersebut terjadi di otak sehingga penderita mengalami stroke hemoragik. 6. Aneurisma Pada penderita Aneurisma, pembuluh darah akan membesar seperti balon. Namun, pembujuh darah juga akan menipis sehingga mudah pecah. Jika pembuluh darah di dalam otak pecah, akan terjadi perdarahan yang berujung pada stroke hemoragik di usia muda. 7. Kelainan Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Jika seseorang mengalami kelainan seperti ini, jumlah trombosit atau keping darah yang ada dalam tubuhnya akan sangat rendah. Kepalanya akan mudah terjadi kebocoran saat ada benturan atau sesuatu yang mengguncang kepalanya. Hal tersebut terjadi karena jumlah keping darah yang seharusnya bisa menutup kebocoran akibat benturan atau guncangan itu, tidak mencukupi. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Stroke di Usia Muda, Kok Bisa? Ini 7 Pemicunya.." Penulis : Dandy Bayu Bramasta Editor : Inggried Dwi Wedhaswary Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie