7 Penyebab Jantung Berdebar saat Tidur yang Perlu Dikenali Sejak Dini



Penyebab Jantung Berdebar  - JAKARTA. Kenali penyebab jantung berdebar saat tidur yang datang secara tiba-tiba.  Fenomena jantung berdebar saat tidur dapat menjadi pengalaman yang mengkhawatirkan bagi beberapa orang, dan penyebabnya dapat bervariasi.

Salah satu penyebab umum dari fenomena Palpitasi Jantung adalah stres dan kecemasan. Hal ini berkaitan dengan pikiran yang cemas dapat merangsang pelepasan hormon stres yang memengaruhi denyut jantung, bahkan ketika seseorang sedang tidur.

Sleep apnea, suatu gangguan tidur di mana pernapasan terhenti dan berulang, juga dapat menyebabkan jantung berdebar karena menurunnya kadar oksigen dalam darah.


Selain itu, konsumsi kafein atau alkohol sebelum tidur dapat meningkatkan denyut jantung. Gangguan jantung, seperti aritmia atau masalah katup jantung, juga dapat berkontribusi pada pengalaman jantung berdebar-debar saat beristirahat.

Baca Juga: 9 Minuman Agar Tidur Nyenyak, Selamat Tinggal Insomnia!

Cara Mengenali Gejala Jantung Berdebar

Dengan detak jantung tidak teratur, seseorang memiliki kesadaran yang tidak nyaman terhadap detak jantungnya sendiri. Seseorang mungkin merasa seolah-olah jantung mereka berdetak lebih kuat dari biasanya, atau mungkin merasakan perubahan yang sebenarnya dalam laju detak jantung dan irama.

Seseorang yang mengalami detak jantung tidak teratur mungkin menyadari satu atau lebih sensasi berikut ketika berbaring di malam hari:

  • Detak jantung cepat
  • Irama jantung yang tidak teratur
  • Berdebar di dada
  • Dentuman di dada atau leher.
Baca Juga: Normalnya Kolesterol Wanita Pria, Cek Obat Alami Penurun Kolesterol

Penyebab jantung berdebar saat tidur

Untuk itu, Anda perlu mengenal beberapa penyebab jantung berdebar saat tidur yang perlu diwaspadai, berikut informasi dilansir dari laman Sleep Foundation.

1. Gangguan Irama Jantung

Gangguan irama jantung atau aritmia dapat menjadi salah satu penyebab jantung berdebar-debar pada malam hari. Penyakit jantung, kerusakan akibat serangan jantung, dan berbagai gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium dapat mempengaruhi ritme jantung secara signifikan, yang dapat terasa lebih jelas saat seseorang berbaring.

2. Apnea Tidur

Apnea tidur, yang menyebabkan terhentinya pernapasan selama tidur, menciptakan kondisi di mana kadar oksigen dalam tubuh turun. Kondisi ini dapat memicu stres pada jantung, menyebabkan peningkatan detak jantung yang terasa di malam hari.

3. Stres dan Kecemasan

Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi, khususnya pada individu dengan kecemasan kronis, telah terkait dengan peningkatan detak jantung. Reaksi respons "fight or flight" terhadap stres dapat memicu jantung berdebar-debar atau detak jantung yang tidak teratur.

4. Efek Alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan dapat memengaruhi fungsi jantung. Risiko terjadinya kardiomiopati, yang dapat memicu detak jantung tidak teratur, meningkat pada pengguna alkohol berat. Sensasi jantung berdebar-debar dapat lebih terasa, terutama jika alkohol dikonsumsi menjelang waktu tidur.

5. Efek Kafein

Kafein, yang ditemukan dalam minuman seperti kopi dan teh, adalah stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung. Konsumsi kafein, terutama sebelum tidur, dapat menyebabkan peningkatan detak jantung yang mungkin terasa pada malam hari.

6. Dehidrasi

Dehidrasi dapat membuat detak jantung menjadi lebih cepat dan kuat. Orang yang tidur dalam keadaan dehidrasi mungkin lebih rentan mengalami jantung berdebar-debar di malam hari. Penelitian juga menunjukkan bahwa dehidrasi dapat mempersingkat waktu tidur, meningkatkan kemungkinan terjadinya jantung berdebar.

7. Posisi Tidur

Posisi tidur tertentu, seperti tidur telentang atau miring ke kiri, dapat mempengaruhi sensasi jantung berdebar. Tidur miring ke kiri, misalnya, dapat membuat seseorang lebih sadar akan detak jantung, karena jantung berada lebih dekat dengan dinding dada.

Penting untuk diingat bahwa jika seseorang mengalami gejala ini secara teratur, terutama jika disertai dengan gejala tambahan seperti sesak napas atau nyeri dada, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News