JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan ada tujuh sektor industri yang memiliki potensi besar untuk pengembangan investasi hijau di masa depan. Kepala BKPM Franky Sibarani mengemukakan ketujuh sektor tersebut yakni pertanian, kehutanan, perikanan, energi panas bumi, industri produk ramah lingkungan, pembangkit listrik dengan energi baru dan terbarukan serta pengolahan limbah. "Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi langsung di tujuh sektor hijau yang potensial itu mencapai US$ 41 miliar," ujarnya saat pembukaan "Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity", di Jakarta. Tak hanya itu, BKPM juga mencatat rata-rata pertumbuhan tahunan yang meyakinkan di sepanjang 2010-2014 yakni 23-42 persen untuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan dalam negeri. "Makanya kami menargetkan paling tidak US$ 100 miliar di tujuh sektor tersebut pada 2019. Itu sekitar 20% pertumbuhan per tahun," katanya. Franky menambahkan ada sejumlah sektor lainnya yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai investasi hijau di masa depan, seperti transportasi dan infrastruktur pelabuhan. "Saya baru saja mengunjungi Teluk Lamong di Jawa Tengah, dan saya begitu terpukau dengan manajemen yang modern karena juga memperhatikan masalah lingkungan dalam operasional sehari-harinya," katanya. Kendati potensinya cukup besar, Franky mengatakan setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan investasi hijau di Indonesia. Pertama, masih maraknya penggunaan teknologi lama yang kurang ramah lingkungan. Kedua, besarnya modal yang harus dikeluarkan investor dalam investasi di sektor hijau dan ketiga, insentif dari pemerintah. "Insentif untuk mendukung investasi hijau masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi. Pasalnya investasi hijau ini mahal," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
7 sektor berpotensi dikembangkan investasi hijau
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan ada tujuh sektor industri yang memiliki potensi besar untuk pengembangan investasi hijau di masa depan. Kepala BKPM Franky Sibarani mengemukakan ketujuh sektor tersebut yakni pertanian, kehutanan, perikanan, energi panas bumi, industri produk ramah lingkungan, pembangkit listrik dengan energi baru dan terbarukan serta pengolahan limbah. "Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi langsung di tujuh sektor hijau yang potensial itu mencapai US$ 41 miliar," ujarnya saat pembukaan "Tropical Landscapes Summit: A Global Investment Opportunity", di Jakarta. Tak hanya itu, BKPM juga mencatat rata-rata pertumbuhan tahunan yang meyakinkan di sepanjang 2010-2014 yakni 23-42 persen untuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan dalam negeri. "Makanya kami menargetkan paling tidak US$ 100 miliar di tujuh sektor tersebut pada 2019. Itu sekitar 20% pertumbuhan per tahun," katanya. Franky menambahkan ada sejumlah sektor lainnya yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai investasi hijau di masa depan, seperti transportasi dan infrastruktur pelabuhan. "Saya baru saja mengunjungi Teluk Lamong di Jawa Tengah, dan saya begitu terpukau dengan manajemen yang modern karena juga memperhatikan masalah lingkungan dalam operasional sehari-harinya," katanya. Kendati potensinya cukup besar, Franky mengatakan setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan investasi hijau di Indonesia. Pertama, masih maraknya penggunaan teknologi lama yang kurang ramah lingkungan. Kedua, besarnya modal yang harus dikeluarkan investor dalam investasi di sektor hijau dan ketiga, insentif dari pemerintah. "Insentif untuk mendukung investasi hijau masih perlu dikembangkan lebih jauh lagi. Pasalnya investasi hijau ini mahal," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News