7 Tips Beli Saham bagi Investor Saham Pemula



KONTAN.CO.ID - Bagi newbie alias investor pemula, langkah pertama dalam membeli saham mungkin terasa menakutkan. Namun, jika Anda adalah investor pemula, maka rasa ketakutan tersebut rupanya bisa diatasi dengan mempelajari pengetahuan yang sesuai, pendekatan yang bijak, dan persiapan yang tepat. Secara umum tidak ada batasan usia untuk memulai mempelajari investasi Saham. Anda bisa simak tips selengkapnya melalui artikel ini.

Di samping menyimak artikel ini, Pluang, sebuah platform yang menyediakan akses investasi ke beragam kelas aset, juga menyediakan sarana belajar guna meningkatkan pengetahuan dan literasi keuangan digital bagi investor pemula yang ingin memahami dasar-dasar dalam investasi saham. Berikut ini panduan investasi saham dari Pluang untuk pemula.

Selain itu, Anda pun bisa memahami lebih jauh mengenai seluk-beluk investasi saham, mulai dari ragam istilahnya hingga strategi investasi bagi pemula, dengan klik di sini.


Seluruh informasi itu disajikan secara detail dan mudah dipahami. Intinya, dengan mengakses laman pluang.com, Anda akan mendapatkan wawasan lebih dalam tentang dunia investasi saham.

Panduan Beli Saham untuk Pemula

Sebelum memulai investasi saham, penting bagi Anda untuk memahami dasar-dasar mengenai pasar saham dan mekanisme investasi saham agar nantinya bisa menentukan keputusan investasi dengan tepat.

Setelah itu, Anda kemudian bisa menerapkan beberapa tips berikut sebelum membeli saham untuk pertama kalinya.

1. Tetapkan Tujuan dan Rencana

Tujuan adalah faktor penting dalam berinvestasi. Pasalnya, tujuan investasi yang jelas dapat membantu Anda menentukan keputusan investasi yang bijak ke depan. Normalnya, berinvestasi saham adalah untuk jangka panjang. Namun, bagi beberapa orang berinvestasi saham bisa menjadi tujuan jangka pendek jika melakukan trading secara rutin.

Oleh karenanya, Anda harus menentukan jangka waktu investasi, apakah untuk investasi jangka pendek atau jangka panjang? Selain itu, tetapkan tujuan yang ingin Anda capai melalui investasi saham, misalnya untuk membeli rumah, pendidikan anak, atau dana pensiun.

Rencanakan juga berapa banyak uang yang akan diinvestasikan dan berapa lama Anda bersedia menahan dana investasi tersebut. Tujuan dan motivasi investasi sangat penting bagi Anda untuk fokus mencapai target yang diinginkan, serta berguna untuk memitigasi risiko investasi saham yang mungkin terjadi di masa depan.

Sebagai contoh, jika tujuan investasi Anda adalah untuk pendidikan sang buah hati, maka Anda harus memahami kehadiran faktor inflasi. Oleh sebab itu, Anda harus cermat dalam memilih instrumen saham yang mampu menghasilkan return yang bisa mengalahkan inflasi demi mencapai tujuan investasi tersebut.

2. Pahami Risiko

Sebagaimana investasi lainnya, investasi saham dapat memberi keuntungan pada investor, baik dalam bentuk dividen maupun capital gain. Hanya saja, investasi seperti halnya berinvestasi saham juga dikenal dengan istilah high risk high return. Semakin besar potensi keuntungan yang didapat, maka semakin besar pula potensi risikonya.

Adapun risiko yang dimaksud dapat berupa fluktuasi harga saham yang bisa berujung pada terkikisnya nilai portofolio Anda. Selain itu, risiko lainnya juga bisa berasal dari sisi makro ekonomi seperti perubahan suku bunga acuan.

Oleh karenanya, Anda harus cermat dalam menganalisis risiko-risiko yang muncul sebelum memulai berinvestasi saham. Pastikan Anda juga menyusun langkah-langkah mitigasi risiko secara rinci. Misalnya, apa saja syarat-syarat yang perlu dipenuhi sebelum Anda menjual saham ketika situasi pasar modal sedang tidak menentu.

3. Analisis dan Pelajari Istilah Kunci Investasi

Sebelum memilih saham suatu perusahaan, Anda harus melakukan analisis investasi, seperti analisis fundamental untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan dan analisis teknikal untuk mengetahui pola pergerakan harga yang pernah terjadi.

Pilihlah analisis pendekatan yang sesuai dengan gaya dan tujuan investasi Anda agar Anda membuat keputusan yang tepat. Kemudian, pelajari juga istilah-istilah kunci yang biasa digunakan dalam investasi saham, seperti earning per share/laba per saham, market cap/nilai total semua saham suatu perusahaan, dan return on equity/rasio profitabilitas. Tujuannya agar Anda lebih mudah memahami informasi-informasi penting yang terjadi selama berinvestasi.

4. Buka Rekening Sekuritas

Selanjutnya, Anda bisa memilih perusahaan sekuritas terpercaya yang tentunya sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai sarana jual beli saham andalan Anda.

Perusahaan tersebut berperan sebagai perantara kegiatan jual beli saham dan membantu proses pembukaan rekening sekuritas di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rekening sekuritas ini akan menjadi wadah Anda untuk melakukan pembelian dan penjualan saham.

5. Penelitian Saham

Sebelum membeli saham, lakukan penelitian tentang perusahaan yang ingin Anda beli sahamnya. Di era digital saat ini, banyak sekali konten di internet dan media sosial yang dapat dijadikan referensi namun tetap disarankan untuk mempelajari aspek-aspek fundamental dari Saham yang ingin dibeli.

Tinjau laporan keuangan, kinerja perusahaan produk atau layanan yang mereka tawarkan, dan berita terbaru tentang perusahaan tersebut. Anda bisa mencari tahu informasi yang dimaksud selama tiga bulan terakhir melalui situs perusahaan dan situs BEI.

Dari situ, Anda kemudian bisa memilah saham dari perusahaan yang sekiranya terus membukukan kinerja stabil dan konsisten mencetak keuntungan bersih. Mempelajari aspek fundamental saham tidak hanya membantu Anda menakar imbal hasil yang bakal didapatkan tetapi juga memahami risiko-risiko yang muncul di masa depan.

6. Strategi Investasi

Kondisi pasar saham tak selamanya mulus. Kadang, Anda akan mendapatkan imbal hasil yang mantap namun ada kalanya nilai portofolio Anda akan tergerus.

Oleh karenanya, Anda harus menentukan strategi investasi tepat yang sesuai dengan profil risiko Anda. Tujuannya, tentu saja untuk meminimalisasi potensi risiko dan mengoptimalkan nilai imbal hasil.

Sebagai contoh, jika Anda masih ragu-ragu dalam membeli saham, maka Anda bisa menggunakan strategi Dollar-Cost Averaging, yakni strategi membeli saham dengan nilai yang sama secara rutin dalam satu jangka waktu tertentu.

Kendati demikian, Anda juga harus mengikutsertakan faktor-faktor eksternal seperti pajak dan biaya broker ketika menyusun strategi investasi. Pasalnya, hal itu akan ikut menentukan imbal hasl yang akan Anda dapatkan di masa depan.

7. Monitor, Evaluasi, dan Diversifikasi

Setelah Anda memiliki saham, perhatikan perkembangan pasar dan kinerja saham Anda secara teratur.

Evaluasi sangat penting dilakukan lantaran fluktuasi pasar saham sangat sulit ditebak. Hal itu pun ikut membuat realisasi investasi Anda melenceng dari target yang dipasang sebelumnya.

Oleh karenanya, melalui evaluasi tersebut, Anda bisa menyesuaikan kembali strategi dan rencana investasi yang sekiranya mampu menolong Anda mencapai tujuan investasi yang telah ditetapkan.

Di samping itu, Anda juga tidak disarankan untuk menempatkan seluruh dana di dalam satu saham saja. Pasalnya, nilai portofolio Anda akan tergerus signifikan jika harga saham tersebut terjun bebas.

Untuk memitigasi risiko tersebut, maka ada baiknya Anda melakukan diversifikasi portofolio. Diversifikasi bisa dilakukan antar kelas aset, misalnya emas atau reksa dana. Selain itu, diversifikasi juga bisa dilakukan antar instrumen di satu kelas aset yang sama, misalnya mendiversifikasikan saham sektor teknologi dengan saham sektor energi.

Membeli saham sebagai pemula memang memerlukan penelitian, dedikasi, dan ketekunan. Dengan mengikuti panduan tersebut, Anda bisa meningkatkan pengetahuan, membangun portofolio investasi saham yang solid, serta mendapat manfaat dari investasi saham jangka panjang. Lakukan penelitian investasi saham secara cermat dan konsultasi dengan ahli investasi melalui Pluang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini