JAKARTA. Pembangunan rumah susun sederhana hak milik (rusunami) terutama yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tidak tepat sasaran. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah tidak melakukan pengkajian serta pemetaan potensi pasar dengan benar. Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, menyatakan hal tersebut kepada Kompas.com, Kamis (5/2). Menurut Panangian, karena pengkajian yang dilakukan tidak benar, hasilnya, hingga tahun 2015 ini terdapat lebih dari 75 persen unit rusunami terjual di DKI Jakarta yang tidak tepat sasaran atau 33.750 unit dari total penjualan 45.000 unit. “Dari penjualan 45 ribu unit rusunami di DKI Jakarta hingga saat ini, lebih dari 75%-nya dipastikan salah sasaran,” ujar Panangian.
75% rusunami di Jakarta tidak tepat sasaran
JAKARTA. Pembangunan rumah susun sederhana hak milik (rusunami) terutama yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tidak tepat sasaran. Hal ini bisa terjadi karena pemerintah tidak melakukan pengkajian serta pemetaan potensi pasar dengan benar. Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit, menyatakan hal tersebut kepada Kompas.com, Kamis (5/2). Menurut Panangian, karena pengkajian yang dilakukan tidak benar, hasilnya, hingga tahun 2015 ini terdapat lebih dari 75 persen unit rusunami terjual di DKI Jakarta yang tidak tepat sasaran atau 33.750 unit dari total penjualan 45.000 unit. “Dari penjualan 45 ribu unit rusunami di DKI Jakarta hingga saat ini, lebih dari 75%-nya dipastikan salah sasaran,” ujar Panangian.