7.731 ha sawah petani klaim asuransi pertanian



KONTAN.CO.ID - Memasuki musim paceklik tahun ini, kehadiran asuransi pertanian menjadi penolong bagi petani yang gagal panen. Sampai saat ini, terdapat sebanyak 470.917 hektare (ha) sawah yang sudah didaftarkan dalam program asuransi pertanian atau Asuransi Usah Tani Padi (AUTP). Dari jumlah tesebut sebanyak 7.731 hektare (ha) telah mengajukan klaim asuransi karena gagal panen.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kemtan) Pending Dadih Permana mengatakan, para petani yang mendaftar dalam program AUTP sebagian besar merupakan para petani yang berada di sentra produksi padi yang ada di Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, dan Sumatera.

"Saat ini, kami juga fokus menawarkan AUTP kepada petani yang berada di kawasan endemik yang kerap mengalami bencana seperti serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan yang rentan mengalami kekeringan," ujarnya, Jumat (15/9).


Menurut Pending, para petani yang berada di kawasan endemik yang punya potensi banjir dan bencana alam lain sangat membutuhkan asuransi pertanian. Sebab bila tanaman gagal panen, mereka bisa mendapatkan asuransi yang menjamin mereka tetap bisa menanam kembali.

Pending melanjutkan, Kemtan mencatat sampai bulan September 2017, total luas lahan pertanian yang mengklaim asuransi 7.731 ha sawah dengan nilai Rp 46,3 miliar. Ia bilang syarat bagi petani mengajukan klaim bila mereka mengalami gagal panen 75% dari total produksi normal. Petani akan mendapatkan uang senilai Rp 6 juta setiap 1 ha yang gagal panen.

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan masih banyak petani yang enggan ikut asuransi pertanian. Sebab mereka jarang mengalami banjir atau kekeringan. Namun banyak juga petani yang belum mengetahui adanya program asuransi ini.

Ia mendesak Kemtan memaksimalkan sosialisasi asuransi pertanian, khususnya bagi petani yang berada di desa-desa kecil yang selama ini luput dari sosialisasi. "Itulah sebabnya baru sekitar 47% petani yang ikut asuransi dari target 1 juta ha," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie