MOMSMONEY.ID - Cari tahu 8 cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala di sini. Keras kepala adalah sifat yang kerap melekat pada kebanyakan anak remaja. Meski normal, tak jarang orang tua kewalahan dan kehilangan kesabaran saat harus menghadapi anak remaja yang keras kepala dan tidak mau mendengarkan. Daripada berteriak atau marah-marah yang bisa mendorong anak menjadi lebih keras kepala, tetaplah bersikap tenang sembari menerapkan 8 cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala sebagaimana dirangkum dari
Overcomers Counseling berikut ini.
Baca Juga: Anak Remaja Suka Memberontak? Ini 5 Cara Menghadapinya dengan Tepat 1. Tetapkan diri Anda sebagai figur otoritas Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala pertama yaitu menetapkan diri Anda sebagai figur otoritas. Jika ingin anak remaja Anda mendengarkan Anda, maka penting bagi Anda untuk menjadikan diri Anda sebagai figur otoritas. Artinya, Anda harus bersikap tegas dan konsisten dengan ekspektasi serta aturan Anda. Anda juga perlu menunjukkan bahwa Anda bersedia mendengarkan pendapat anak bahkan jika Anda tidak selalu setuju dengan mereka. 2. Temukan kesamaan Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala kedua yaitu menemukan kesamaan. Mungkin sulit untuk mendekati anak remaja jika mereka merasa bahwa Anda selalu melawan mereka. Alih-alih bercakap-cakap untuk memenangkan pertengkaran, cobalah untuk mencari titik temu. Pastikan Anda setuju dengan semua yang dikatakan oleh anak remaja Anda namun tetap ingat untuk menemukan pokok-pokok yang dapat disepakati bersama. Ini merupakan langkah penting untuk mempelajari cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala. 3. Hindari ultimatum Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala ketiga yaitu menghindari ultimatum. Ultimatum atau peringatan jarang bekerja efektif terutama pada anak remaja. Jika Anda memberikan ultimatum kepada anak remaja Anda yang keras kepala, kemungkinan besar mereka akan menjadi lebih keras kepala. Cobalah untuk melakukan percakapan yang tenang dan masuk akal dengan anak remaja Anda alih-alih mengancam atau memberikan ultimatum. 4. Jangan teriak atau marah-marah Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala keempat yaitu tidak teriak atau marah-marah. Dalam hal berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala, penting untuk tidak membiarkan kemarahan atau frustasi menguasai Anda. Dengan bereaksi secara emosional, itu berisiko memperburuk situasi dan merusak hubungan Anda dengan anak. Sebaliknya, gunakanlah nada suara yang tenang dan mantap untuk menyampaikan pesan Anda kepada anak secara efektif. Pendekatan ini memungkinkan anak mendengarkan Anda dengan lebih hati-hati dan cenderung merespons secara positif ketika mereka merasa dihormati serta diakui. Selain itu, luangkanlah waktu untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak remaja Anda sebelum menawarkan nasihat atau bimbingan apapun. Melalui sikap yang tenang dan pendekatan yang terukur semacam ini, Anda dapat mendorong dialog yang bermakna dan komunikasi yang lebih baik bahkan dengan anak remaja yang paling keras kepala sekali pun.
Baca Juga: 4 Penyebab Anak Remaja Tidak Mau Mendengar Perkataan Orang Tua, yuk Evaluasi Moms 5. Gunakan penalaran dan logika Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala kelima yaitu menggunakan penalaran dan logika. Ada beberapa strategi yang dapat Anda gunakan untuk mencoba membuat anak remaja Anda mendengarkan. Pertama, cobalah untuk menghindari pertengkaran. Sebagai gantinya, jelaskan sudut pandang Anda dengan tenang dan alasan mengapa sudut pandang tersebut masuk akal. Berikan contoh atau data untung mendukung sudut pandang Anda. Jika anak remaja Anda menolaknya, coba ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berpikir tentang sebuah masalah dari perspektif lain. Misal, Anda bisa bertanya kepada anak bagaimana perasaan mereka jika situasinya dibalik. Terakhir, usahakan untuk berkompromi. Karena terkadang menemui anak remaja Anda di jalan tengah adalah cara terbaik untuk membuat mereka melihat sesuatu dengan cara Anda. 6. Tarik emosi anak Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala keenam yaitu tarik emosi anak. Apabila penalaran dan logika tidak menghasilkan apapun, mungkin Anda perlu mencoba pendekatan yang berbeda. Dalam beberapa kasus, menarik emosi anak bisa membantu. Misalnya, coba bicarakan tentang bagaimana pilihan anak saat ini dan pengaruhnya bagi masa depan mereka. Anda juga dapat membagikan pengalaman atau cerita pribadi Anda sendiri untuk membantu anak memahami perspektif Anda. Hal ini bertujuan untuk membantu anak melihat bahwa ada konsekuensi atas tindakan mereka dan bahwa Anda hanya berusaha melindungi mereka dari kesalahan. 7. Jadilah konsisten Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala ketujuh yaitu bersikap konsisten. Penting untuk bersikap konsisten saat berkomunikasi dengan anak remaja. Jika Anda selalu membentak atau membuat ancaman, anak cenderung akan mengabaikan Anda. Sebaliknya, jika Anda selalu hormat dan bersikap masuk akal kepada anak, mereka akan mendengarkan apa yang Anda katakan. Ini tidak berarti Anda tidak boleh bersikap tegas saat diperlukan. Tetapi, cobalah untuk tidak bersikap terlalu memaksa. Kuncinya, temukan keseimbangan yang tepat dan patuhi itu. 8. Hadiahi perilaku baik Cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala terakhir yaitu menghadiahi perilaku baik. Salah satu cara untuk mendorong anak remaja agar mau mendengarkan adalah memuji dan menghadiahi mereka ketika mereka melakukan sesuatu dengan benar.
Anda bisa memberikan anak pujian verbal atau membiarkan mereka memilih apa yang ingin dilakukan di akhir pekan. Pastikan hadiah yang Anda berikan sesuai dengan usia anak remaja Anda. Pastikan juga anak memahami mengapa mereka diberi hadiah. Jika tidak, anak mungkin akan melihat pendekatan ini sebagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan cenderung melampaui batas. Nah, itulah 8 cara berkomunikasi dengan anak remaja yang keras kepala. Setelah menerapkan cara-cara di atas, selalu ingat untuk tidak mudah menyerah ya, Moms. Dengan waktu dan kesabaran, pada akhirnya Anda akan menemukan cara yang benar-benar efektif untuk berbicara sekaligus membuat anak mau mendengarkan kata-kata Anda. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ana Risma