YOGYAKARTA. Meski evaluasi terus dilakukan, namun masih banyak hewan ternak yang berada di kawasan bahaya Merapi atau radius 20 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi yang belum berhasil dievakuasi. Padahal, menurut target awal, proses identifikasi ini akan selesai pada 15 November 2010 mendatang.Dari total populasi hewan ternak yang ada di daerah rawan letusan Gunung Merapi dari empat kabupaten yaitu Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang sebanyak 61.884 ekor, hingga Jumat sore (12/11) baru sebanyak 6.787 ekor atau sekitar 10,96% yang berhasil terevakuasi. Rinciannya, sebanyak 3.110 ekor ternak berasal dari Sleman, 1.069 ekor dari Boyolali, dan sebanyak 2.608 ekor dari Klaten. Artinya, masih ada sekitar 89% ternak yang belum berhasil dievakuasi.Ketua Tim Identifikasi Penanganan Ternak Korban Merapi (Divisi Identifikasi dan Evakuasi) Ida Tjahajati mengatakan masih banyaknya ternak yang berada di lokasi rawan bencana membuat para petugas kesulitan melakukan evakuasi. Masih banyak ternak yang berada di lingkungan rumah penduduk, sementara saat ini radius rawan sudah ditingkatkan menjadi 20 km membuat petugas juga kesulitan untuk naik ke atas untuk evakuasi dan pendataan. "Kalau naik ke atas, kita harus didampingi petugas keamanan (polisi)," kata Ida saat rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian di Yogyakarta Sabtu (13/11).Ida menambahkan, terbatasnya tenaga lapangan dan dana operasional untuk melakukan proses identifikasi juga membuat proses evakuasi lambat. "Ternak cepat berpindah dan dijual. Ini juga menyulitkan tim untuk melakukan pendataan," ungkapnya.Ternak yang sudah berhasil diidentifikasi ini, saat ini sudah berada di lokasi penampungan hewan ternak yang tersebar di 157 titik di empat kabupaten. Tak hanya proses evakuasi, di lokasi penampungan ternak juga mengalami masalah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
89% ternak di kawasan Merapi belum dievakuasi
YOGYAKARTA. Meski evaluasi terus dilakukan, namun masih banyak hewan ternak yang berada di kawasan bahaya Merapi atau radius 20 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi yang belum berhasil dievakuasi. Padahal, menurut target awal, proses identifikasi ini akan selesai pada 15 November 2010 mendatang.Dari total populasi hewan ternak yang ada di daerah rawan letusan Gunung Merapi dari empat kabupaten yaitu Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang sebanyak 61.884 ekor, hingga Jumat sore (12/11) baru sebanyak 6.787 ekor atau sekitar 10,96% yang berhasil terevakuasi. Rinciannya, sebanyak 3.110 ekor ternak berasal dari Sleman, 1.069 ekor dari Boyolali, dan sebanyak 2.608 ekor dari Klaten. Artinya, masih ada sekitar 89% ternak yang belum berhasil dievakuasi.Ketua Tim Identifikasi Penanganan Ternak Korban Merapi (Divisi Identifikasi dan Evakuasi) Ida Tjahajati mengatakan masih banyaknya ternak yang berada di lokasi rawan bencana membuat para petugas kesulitan melakukan evakuasi. Masih banyak ternak yang berada di lingkungan rumah penduduk, sementara saat ini radius rawan sudah ditingkatkan menjadi 20 km membuat petugas juga kesulitan untuk naik ke atas untuk evakuasi dan pendataan. "Kalau naik ke atas, kita harus didampingi petugas keamanan (polisi)," kata Ida saat rapat koordinasi dengan Menteri Pertanian di Yogyakarta Sabtu (13/11).Ida menambahkan, terbatasnya tenaga lapangan dan dana operasional untuk melakukan proses identifikasi juga membuat proses evakuasi lambat. "Ternak cepat berpindah dan dijual. Ini juga menyulitkan tim untuk melakukan pendataan," ungkapnya.Ternak yang sudah berhasil diidentifikasi ini, saat ini sudah berada di lokasi penampungan hewan ternak yang tersebar di 157 titik di empat kabupaten. Tak hanya proses evakuasi, di lokasi penampungan ternak juga mengalami masalah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News