JAKARTA. Situasi pasar yang tidak pasti mengharuskan manajer investasi kerja ekstra. MI harus pintar-pintar mengelola portofolio, agar kinerja produk reksadananya mampu bersaing di pasar. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, selama tahun 2011 ini, terdapat 90 produk reksadana yang ditutup. Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, mengungkapkan, sebanyak 64 produk yang ditutup tersebut berjenis reksadana terproteksi. "Sisanya, sebanyak 10 produk berjenis reksadana campuran, lalu empat reksadana saham, dan satu reksadana pendapatan tetap dan pasar uang," ujar Djoko, kemarin (22/11). Wawan Hendrayana, analis Infovesta Utama, menduga, pembubaran reksadana tersebut karena MI tidak sanggup lagi mengelola serta memasarkan produk tersebut. Utamanya, untuk jenis reksadana konvensional yakni saham, campuran, pendapatan tetap, ataupun pasar uang. "Mungkin ada redemption yang cukup besar sehingga dananya habis sehingga harus ditutup," kata dia.
90 produk reksadana telah ditutup
JAKARTA. Situasi pasar yang tidak pasti mengharuskan manajer investasi kerja ekstra. MI harus pintar-pintar mengelola portofolio, agar kinerja produk reksadananya mampu bersaing di pasar. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mencatat, selama tahun 2011 ini, terdapat 90 produk reksadana yang ditutup. Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, mengungkapkan, sebanyak 64 produk yang ditutup tersebut berjenis reksadana terproteksi. "Sisanya, sebanyak 10 produk berjenis reksadana campuran, lalu empat reksadana saham, dan satu reksadana pendapatan tetap dan pasar uang," ujar Djoko, kemarin (22/11). Wawan Hendrayana, analis Infovesta Utama, menduga, pembubaran reksadana tersebut karena MI tidak sanggup lagi mengelola serta memasarkan produk tersebut. Utamanya, untuk jenis reksadana konvensional yakni saham, campuran, pendapatan tetap, ataupun pasar uang. "Mungkin ada redemption yang cukup besar sehingga dananya habis sehingga harus ditutup," kata dia.