JAKARTA. Kementerian Pertanian membantah adanya serbuan produk impor hortikultura. Kemtan mengklaim selama ini produksi hortikultura dalam negeri sebanyak 95% dan seluruhnya diserap pasar lokal. Kalaupun ada impor, hanya pada komoditas tertentu yang memang tidak dapat diproduksi di tanah air. Indonesia amat bergantung pada enam komoditas hortikultura impor, yakni: kentang, bawang putih, bawang bombay, jeruk, apel dan anggur. Kondisi ini terjadi karena produksi atas enam komoditas tersebut sebagian tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Seperti misalnya: bawang putih dan bawang bombay. Sisanya, yakni kentang, jeruk, apel dan anggur produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim menjelaskan, pada komoditas yang diimpor adalah produk yang memang bukan kearifan lokal. Selain juga karena luas lahan untuk menanam komoditas tersebut berbeda. Sedangkan pasar terbiasa dengan cita rasa dari produk impor. "Jumlah produk hortikultura yang diimpor tidak sampai 5%. Hampir 95% produksi hortikultura dalam negeri diserap pasar lokal," kata Hasanuddin akhir pekan lalu. Ia juga membantah kalau selama ini produk hortikultura membanjiri pasar lokal.