JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan asuransi unit link, yang menggabungkan fungsi perlindungan dan investasi, semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil kinerja perusahaan asuransi pada kuartal IV 2015, di mana kontribusi pendapatan premi terbesar datang dari unit link dengan 56,2 persen, lebih tinggi dibandingkan asuransi konvensional yaitu 43,8 persen. "Ini adalah refleksi semakin tingginya eksadarn masyarkat terhadap manfaat investasi dari asuransi jiwa," ujar Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu.
Adapun total pendapatan premi perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di bawah naungan AAJI pada kuartal IV 2015 meningkat 5,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014. Nilainya meningkat dari Rp121,62 triliun menjadi Rp128,66 triliun. Angka ini didapatkan dari total premi bisnis baru di tiga bulan terakhir 2015 tercatat meningkat 0,6 persen di rentang yang sama tahun 2014, dari Rp70,04 triliun menjadi Rp 70,42 triliun. Sementara itu total premi lanjutan meningkat 12,9 persen dari Rp 51,9 triliun menjadi Rp 58,24 triliun. Dalam periode tersebut, kuartal IV 2014 dibandingkan kuartal IV 2015, asuransi unit link bertumbuh sebesar 6,7 persen menjadi Rp72,34 triliun. Asuransi konvensional mengalami pertumbuhan yang lebih sedikit, yaitu 4,7 persen menjadi Rp56,32 triliun. Pembayaran Klaim Terkait pembayaran klaim asuransi, pembayaran pada kuartal IV tahun 2015 mengalami degradasi dibandingkan tiga bulan terakhir 2014. Pembayaran klaim dan manfaat lainnya tersebut melambat 2,8 persen, dari Rp 74,65 persen di tahun 2014 menjadi Rp 72,57 persen. Jumlah terbesar dari pembayaran klaim adalah klaim nilai tebus (surrender), yaitu 48,4 persen dari total keseluruhan. Setelah itu, jumlah pembayaran untuk klaim penarikan sebagian (partial withdrawal) adalah 17,4 persen. Klaim penarikan ini sendiri mengalami penurunan sebesar 27,9 persen. Menurut Ketua Bidang Keuangan, Keanggotaan dan Kepatuhan AAJI Edy Tuhirman, kecenderungan tersebut menunjukkan masyarakat semakin memahami tujuan proteksi jangka panjang asuransi jiwa.
"Artinya program edukasi yang disusun AAJI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai menunjukkan hasil," tutur Edy. Juga pada kuartal IV 2015, jumlah tertanggung industri asuransi jiwa tercatat tumbuh 2,3 persen menjadi 54,96 juta orang dari 53,37 orang pada periode sama tahun sebelumnya. Edy mengatakan, data itu menujukkan optimisme pasar terhadap perbaikan ekonomi yang diyakin berdampak positif bagi asuransi jiwa di Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan