AAJI Beberkan Penyebab Pendapatan Premi Unitlink Menurun pada Semester I-2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan premi dari unitlink mencapai Rp 36,68 triliun pada semester I-2024. Nilai itu menurun sebesar 13,8%, jika dibandingkan pencapaian pada periode sama tahun lalu.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyampaikan penurunan premi unitlink itu disebabkan penyesuaian yang perlu dilakukan perusahaan asuransi terhadap regulasi baru terkait produk unitlink. 

"Belum semua perusahaan memiliki produk yang sepenuhnya sesuai dengan regulasi baru tersebut. Dengan demikian, pemasaran unitlink belum mencapai potensi optimal," ucapnya kepada Kontan, Kamis (29/8).


Togar menerangkan meski terjadi penurunan, tetapi penurunannya relatif lebih lambat, yang menandakan adanya peningkatan dalam pemasaran produk unitlink. Hal itu juga menunjukkan bahwa produk unitlink masih dibutuhkan oleh sebagian masyarakat.

Baca Juga: Sempat Turun Signifikan 30% per Juni, Kini Hasil Investasi Asuransi Jiwa Kembali Naik

Togar tetap optimistis produk unitlink masih relevan dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang menginginkan fleksibilitas dari produk yang menggabungkan proteksi dan investasi tersebut.

Ia menyebut prospek produk unitlink ke depan akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar keuangan dan perilaku konsumen. Namun, dengan adanya penyempurnaan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), produk unitlink tentu menjadi produk yang lebih aman dan menarik di masa mendatang.

Untuk tetap kompetitif, dia bilang perusahaan asuransi terus mengembangkan dan menyesuaikan produk unitlink agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Togar menjelaskan inovasi seperti penyesuaian biaya, fleksibilitas investasi, dan penambahan fitur baru diharapkan dapat meningkatkan daya tarik produk unitlink ke depannya.

Togar mengatakan ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai terkait produk unitlink ke depannya. Salah satu tantangan utama dalam memasarkan unitlink adalah memastikan bahwa konsumen benar-benar memahami produk tersebut. 

"Kurangnya pemahaman dapat mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis dan akhirnya menyebabkan ketidakpuasan terhadap produk," katanya.

Oleh karena itu, Togar bilang, pemasaran unitlink memerlukan upaya edukasi dan literasi yang lebih intensif untuk memastikan konsumen memahami risiko, biaya, dan manfaat produk secara menyeluruh. Tanpa edukasi yang memadai, pemasaran unitlink dapat menjadi kurang efektif.

Selain itu, tenaga pemasar juga harus terus memperbarui pengetahuan mereka tentang regulasi terbaru untuk memastikan mereka mematuhi aturan yang berlaku dan dapat memberikan informasi yang akurat kepada konsumen.

"Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tenaga pemasar, perusahaan asuransi dapat memastikan bahwa pemasaran produk unitlink dilakukan secara efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Togar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat