AAJI Optimistis Industri Asuransi Jiwa Masih Bisa Terus Bertumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) optimistis industri asuransi jiwa masih bisa terus bertumbuh sampai akhir 2024. Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan optimisme itu berkaca dari kinerja industri asuransi jiwa sejauh ini.

Adapun data AAJI menunjukkan industri asuransi jiwa berhasil membukukan pendapatan premi per kuartal III-2024 sebesar Rp 132,27 triliun. Nilai itu meningkat tipis sebesar 0,2%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

"AAJI yakin dengan pertumbuhan yang positif per kuartal III-2024 dan dengan strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, serta dengan berbagai program literasi dan edukasi secara offline maupun online, industri asuransi jiwa akan terus bertumbuh," ungkapnya kepada Kontan dalam lembar jawaban tertulis, Kamis (19/12).


Untuk terus bertumbuh, Togar menerangkan perusahaan asuransi jiwa harus menyesuaikan strategi dengan kondisi saat ini. Salah satunya melakukan pendekatan terhadap generasi baru melalui pengembangan produk hingga adopsi teknologi keberlanjutan.

Baca Juga: AAJI Sebut Ditjen Pajak Tak Akui PSAK 117, Begini Kata Pengamat dan Industri Asuransi

"Saat ini, penduduk di Indonesia didominasi oleh Generasi Z yang memiliki perhatian utama terhadap lingkungan. Penting bagi industri asuransi jiwa untuk sadar dengan hal itu dan mulai mengembangkan berbagai strategi bisnis hingga marketing untuk memberikan produk dengan tanggung jawab lingkungan yang dapat menarik minat masyarakat," tuturnya.

Selain itu, Togar bilang perusahaan asuransi jiwa juga perlu mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan digitalisasi dalam proses penjualan produk asuransi. Dengan demikian, dapat lebih luas menjangkau nasabah.

Dia mengatakan asosiasi dan perusahaan asuransi jiwa juga harus tetap memberikan literasi dan edukasi secara rutin kepada masyarakat agar pemahaman tentang manfaat produk asuransi lebih besar. Dengan demikian, makin banyak masyarakat yang membeli dan menggunakan produk asuransi.

"Perusahaan juga perlu menciptakan inovasi produk asuransi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, terlebih untuk masyarakat berpendapatan menengah ke bawah, serta produk yang fleksibel dan mudah dipahami oleh masyarakat," kata Togar. 

Selanjutnya: Pentagon Cemas, China Sudah Punya 600 Hulu Ledak Nuklir dan Ingin Kalahkan AS

Menarik Dibaca: Promo JSM Superindo Periode 20-22 Desember 2024, Anggur Shine Muscat Diskon 45%!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari