AAJI: Penempatan Investasi Asuransi Jiwa di Surat Berharga BI Masih Kecil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan penempatan investasi perusahaan asuransi jiwa di instrumen Surat Berharga Bank Indonesia (BI) masih terbilang kecil. 

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan hanya ada beberapa perusahaan asuransi jiwa yang menempatkan investasi di instrumen tersebut pada tahun ini.

"Nilai investasinya masih terbilang kecil dari total investasi yang dilakukan asuransi jiwa," ucapnya kepada Kontan, Jumat (20/12).


Meski sejauh ini nilai investasi di Surat Berharga BI masih kecil, dia bilang terdapat kemungkinan adanya peralihan penempatan investasi oleh perusahaan asuransi jiwa ke instrumen tersebut untuk ke depannya.

Baca Juga: AAJI: PSAK 117 Jadi Upaya Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Perasuransian

"Akan tetapi, perusahaan tetap harus memperhatikan durasi untuk keperluan Asset and Liability Management (ALM)," ungkapnya.

Togar juga menerangkan berdasarkan data AAJI per September 2024, tercatat bahwa Surat Berharga Negara (SBN) masih menjadi primadona bagi asuransi jiwa untuk menempatkan investasi. Adapun nilai investasi asuransi jiwa di SBN mencapai Rp 205,66 triliun per September 2024.  Nilai itu tumbuh 28,3% secara tahunan alias Year on Year, atau berkontribusi terhadap total investasi asuransi jiwa sebesar 37,2%.

Togar menjelaskan hal itu tak terlepas dari benefit yang dihadirkan SBN. Dia menyampaikan investasi di Surat Berharga Negara (SBN) memberikan beberapa keuntungan bagi para investor, seperti keamanan terjamin karena dijamin oleh undang–undang sehingga bebas dari risiko gagal bayar dan nilai pajak lebih rendah sesuai PP nomor 91 tahun 2021 yang menyatakan bahwa pajak SBN hanya sebesar 10%.

"Berbeda halnya dengan Surat Berharga BI. Adapun instrumen tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia, sehingga mayoritas digunakan oleh institusi yang bergerak di bidang keuangan untuk investasi jangka pendek dan memiliki suku bunga yang cenderung kompetitif," tuturnya.

Baca Juga: AAJI Optimistis Industri Asuransi Jiwa Masih Bisa Terus Bertumbuh

Pada prinsipnya, Togar bilang baik SBN maupun Surat Berharga BI memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan transparan karena dikeluarkan oleh otoritas negara. Namun, dia tak memungkiri memang SBN menawarkan keuntungan dalam hal imbal hasil yang menarik dan pajak yang lebih rendah.

Jika menilik data statistik OJK, total investasi asuransi jiwa per September 2024 mencapai Rp 527,9 triliun. Nilai itu meningkat 3,14%, jika dibandingkan pencapaian per September 2023 yang sebesar Rp 511,82 triliun.

Secara rinci, investasi asuransi jiwa di instrumen SBN per September 2024 tercatat sebesar Rp 196,75 triliun, sedangkan penempatan di instrumen Surat Berharga BI per September 2024 hanya sebesar Rp  2,01 triliun. 

Selanjutnya: Telkomsel dan Evermos Hadirkan Produk UMKM di MyTelkomsel Super App

Menarik Dibaca: RAAM Optimistis Bisa Membesarkan Bisnis di Tahun 2025, Ini Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi