AALI berniat akuisisi lahan milik UNSP



JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diam-diam bergerilya mencari lahan baru untuk diakuisisi. Salah satu target anak usaha Grup Astra itu adalah lahan perkebunan sawit milik PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).

Rudy Limardjo, Kepala Hubungan Investor AALI, menyatakan, AALI membuka kemungkinan untuk membeli lahan perkebunan sawit milik unit usaha Grup Bakrie. Sebab, AALI tengah berusaha menambah luas lahan guna mengamankan pertumbuhan produksi minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) di tahun-tahun mendatang.

Namun, Rudy masih enggan membeberkan detail lahan UNSP yang sedang dibidik AALI. "Setiap ada kesempatan, kami membuka peluang untuk mengajukan penawaran termasuk lahan UNSP," kata Rudy kepada KONTAN, Rabu (24/7).


Rudy menyatakan, AALI punya beberapa pertimbangan soal lahan yang menjadi target akuisisi. Dari sisi lokasi, semisal, AALI mengutamakan lahan yang dekat dengan kebun milik AALI sekarang terutama di dua wilayah, yakni Riau dan Jambi.

AALI tidak menetapkan luas lahan yang terlalu besar jika kebun itu memang sudah berdekatan dengan yang sudah ada. "Sekitar 1.000 hektare (ha) atau 2.000 ha saja sudah cukup untuk kami akuisisi," ungkap Rudy.

UNSP sendiri memiliki lahan di dua wilayah tersebut. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2013, UNSP memiliki lahan sawit yang telah menghasilkan seluas 49.212 ha di Jambi dan 7.663 ha di Indragiri Hilir, Riau.

Di dua wilayah itu, UNSP juga menguasai lahan sawit yang belum menghasilkan. Di Riau, kebun sawit belum menghasilkan UNSP tercatat seluas 4.537 ha. Sementara, luas lahan belum menghasilkan di Jambi lebih sempit, yakni seluas 403 ha.

Tapi, AALI tidak menutup kemungkinan juga untuk mengakuisisi kebun baru yang berlokasi jauh dari lahan sekarang. Tapi syarat yang ditetapkan bakal lebih ketat. Misal, AALI hanya mau mengakuisisi lahan dengan luas minimal 5.000 ha.

Luas lahan ini dinilai sudah memenuhi syarat minimal guna menunjang kegiatan produksi CPO. Pasalnya, AALI harus membangun pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas sebesar 20 ton per jam di lahan baru tersebut. "Tentunya, kami juga mengkaji masalah kualitas tanaman, harga maupun aspek lingkungan lahan tersebut," terang Rudy.

Masuk akal bila AALI gencar mencari target lahan yang hendak diakuisisi. Sebab, cadangan lahannya kian menipis. Di akhir 2012, luas perkebunan AALI mencapai 272.994 ha, terbagi menjadi 234.430 ha merupakan lahan menghasilkan dan 38.564 ha kebun belum menghasilkan. Hingga Maret 2013, posisi kas dan setara kas AALI tercatat sebanyak Rp 247,26 miliar.

Manajemen UNSP masih belum memberi keterangan soal ketertarikan AALI untuk membeli lahan UNSP. Iqbal Zainuddin, Direktur Utama UNSP tidak merespon pertanyaan yang dilayangkan KONTAN. Tapi, belum lama ini, Iqbal bilang bahwa UNSP menargetkan bisa merampungkan divestasi 30.000 ha lahan perkebunan sawit milik anak usahanya pada Oktober nanti.

Aset yang dijual dikuasai langsung oleh enam anak usahanya yang bernaung dalam subgrup Agri International Resources Pte. Ltd. Perusahaan tersebut adalah PT Jambi Agrowijaya, PT Eramitra Agrolestari, PT Trimitra Sumberperkasa, PT Multrada Multi Maju, PT Padang Bolak Jaya dan PT Perjapin Prima.

Dana hasil divestasi lahan bakal digunakan untuk melunasi utang UNSP yang kian menggunung. Per 31 Maret 2013, pinjaman jangka panjang UNSP mencapai Rp 8,09 triliun.

Rabu (24/7), harga UNSP turun 1,92% ke Rp 51 per saham. Sedangkan, harga AALI turun 3,46% ke Rp 16.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yuwono Triatmodjo