AALI dan SGRO pastikan pembagian dividen



JAKARTA. Kondisi yang kurang bersahabat tak mencegah emiten perkebunan untuk tetap memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Sejumlah emiten sektor perkebunan seperti PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tetap berencana membagikan dividen tahun buku 2016.

"Dividen sudah pasti, seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Investor Relation SGRO Michael Kusuma, Selasa (11/4). Namun, besarannya belum sepenuhnya ditentukan.

Sedikit menengok kebelakang, tahun lalu SGRO membagikan dividen tahun buku 2015 sebesar Rp 25 per saham atau total Rp 45,46 miliar. Besaran itu setara dengan pay out ratio 18% dari laba bersih SGRO 2015, Rp 247,57 miliar.


SGRO hampir saja terpaksa menahan dividen. Pasalnya, SGRO kuartal III 2016 hampir mencatat kerugian. Pada periode tersebut, Laba bersih SGRO anjlok hingga 87% menjadi Rp 25,51 miliar dari sebelumnya Rp 194,94 miliar.

Penurunan laba bersih tersebut seiring dengan penurunan penjualan perseroan. Total penjualan perseroan tercatat Rp 1,49 triliun atau turun 30,37% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 2,14 triliun.

Penurunan penjualan terjadi pada penjualan minyak sawit dan inti sawit perseroan yang tercatat Rp 1,37 triliun atau turun 33,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang Rp 2,06 triliun.

Beruntung, tekanan di sektor perkebunan berangsur-angsur memudar. Sehingga, Kinerja kuartal IV-2016 penyelamat SGRO.

Laba bersih SGRO hingga akhir tahun justru ditutup dengan lompatan 78% dibandingkan tahun sebelumnya, yakni Rp 442 miliar berbanding Rp 247,57 miliar. Torehan itu dipicu oleh dua hal, meningkatnya produksi dan kenaikan harga CPO global yang menembus level US$ 750 per ton.

Michael menambahkan, besaran dividen yang dibagikan masih dalam tahap pembahasan manajemen. "RUPS nya nanti bulan Juni mendatang," imbuhnya.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) tak mau ketinggalan. Anak usaha Grup Astra itu akan segera membagikan dividen Rp 469 per saham. Totalnya mencapai Rp 902 miliar, atau setara pay out ratio sekitar 45% dari laba bersih tahun lalu, Rp 2,01 triliun.

Rencana itu malah sudah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS) AALI kemarin, Selasa (11/4).

“Pada 12 Mei 2017 akkan dibayarkan sebesar Rp 370 per saham,” kata Widya Wiryawan, Presiden Komisaris AALI di Jakarta.

Mengingatkan saja, tak beda jauh dengan emiten lainnya yang sebagian besar mencatat pertumbuhan single digit. Pendapatan AALI meningkat 9% year on year (yoy) menjadi Rp 14,12 triliun sepanjang 2016 dari sebelumnya Rp 13,06 triliun.

Tapi dari segi bottom line, AALI jadi yang paling moncer menyalip SGRO. Laba bersihnya melonjak 224% menjadi Rp 2,01 triliun dari sebelumnya Rp 619,11 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie