JAKARTA. Penerapan perdagangan bebas ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) sejak 10 Januari lalu, diharapkan dapat menguntungkan Indonesia dari segi pasokan bahan baku sehingga dapat menekan harga jual, khususnya untuk industri makanan dan minuman. Pasalnya, terlihat jelas untuk peta besarnya pasar, Australia maupun Selandia Baru, merupakan pasar yang tidak besar untuk Indonesia. Keterangan ini disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Siswaja Lukman, dalam acara Outlook Industri Makanan dan Minuman 2012 di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (12/1). Menurut Adhi, besarnya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat negeri ini merupakan pasar yang sangat potensial. Namun sebaliknya, berdasarkan jumlah penduduk itu pula, Australia dan Selandia Baru, tidaklah menjadi pasar yang potensial untuk produk asal Indonesia.
AANZFTA, tantangan berat industri makanan dan minuman
JAKARTA. Penerapan perdagangan bebas ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) sejak 10 Januari lalu, diharapkan dapat menguntungkan Indonesia dari segi pasokan bahan baku sehingga dapat menekan harga jual, khususnya untuk industri makanan dan minuman. Pasalnya, terlihat jelas untuk peta besarnya pasar, Australia maupun Selandia Baru, merupakan pasar yang tidak besar untuk Indonesia. Keterangan ini disampaikan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi Siswaja Lukman, dalam acara Outlook Industri Makanan dan Minuman 2012 di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (12/1). Menurut Adhi, besarnya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat negeri ini merupakan pasar yang sangat potensial. Namun sebaliknya, berdasarkan jumlah penduduk itu pula, Australia dan Selandia Baru, tidaklah menjadi pasar yang potensial untuk produk asal Indonesia.