AAUI: Asuransi Siap Hadapi Lonjakan Klaim Banjir 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana banjir besar melanda sejumlah daerah di Indonesia sepanjang tahun ini. Pada September 2025, banjir besar sempat melanda Bali dan baru-baru ini terjadi juga di Sumatra. Fenomena bencana tersebut berpotensi menyebabkan kenaikan beban klaim di industri asuransi.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyebut industri asuransi umum semestinya sudah mempersiapkan potensi kenaikan beban klaim berkat strategi mitigasi risiko yang kuat. Terkait kesiapan, Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan perusahaan asuransi sejak awal sudah menata struktur perlindungan reasuransi, memperkuat cadangan teknis, dan menyesuaikan strategi underwriting. 

"Mekanisme reasuransi itu yang menjadi penahan utama ketika terjadi lonjakan klaim akibat bencana alam," katanya kepada Kontan, Minggu (7/12/2025).


Baca Juga: AAUI: Usulan Kewajiban Asuransi Perjalanan bagi Wisawatan Asing Dalam Tahap Diskusi

Pada prinsipnya, Budi menyebut perusahaan asuransi telah memiliki mekanisme kesiapan melalui manajemen risiko, diversifikasi produk dan penyebaran lokasi, cadangan teknis, dan dukungan reasuransi sebagai lapisan proteksi. 

Mengenai potensi dampaknya terhadap Risk Based Capital (RBC) dan profitabilitas, Budi menyampaikan industri pada dasarnya sudah memperhitungkan keseluruhan risiko, termasuk risiko bencana dalam perhitungan modal berbasis risiko. Dia bilang tekanan tetap dapat terjadi, tetapi mitigasinya berjalan melalui disiplin permodalan, kecukupan premi, serta pemanfaatan program reasuransi.

Lebih lanjut, Budi mengatakan kejadian bencana yang berulang makin menunjukkan perlunya asuransi bencana untuk masyarakat, bisnis, hingga aset pemerintah. Dia menyebut industri terus mendorong literasi dan kesadaran bahwa risiko dapat ditransfer melalui asuransi dan reasuransi, sehingga dampak ekonomi dapat diminimalkan dan pemulihan pascabencana dapat lebih cepat.

Baca Juga: AAUI: Potensi Klaim Banjir di Sumatra Mulai Didata, Mayoritas dari Aset Komersial

Sementara itu, AAUI menyatakan pendataan awal atas potensi klaim dari bencana banjir besar yang melanda wilayah Sumatra masih dilakukan. Budi menyampaikan bahwa besaran klaim masih dalam proses konsolidasi di tingkat perusahaan anggota.

"Kami mendorong seluruh perusahaan asuransi umum untuk melakukan langkah penanganan klaim yang cepat, transparan, dan adil sesuai ketentuan polis bagi para pemegang polis yang terdampak,” kata Budi.

Budi menjelaskan bahwa penetrasi asuransi kerugian untuk rumah tinggal dan UMKM di wilayah tersebut masih relatif terbatas. Dengan demikian, mayoritas potensi klaim diperkirakan berasal dari aset komersial, industri, infrastruktur, hotel, dan properti yang berkaitan dengan pembiayaan perbankan. 

Selanjutnya: Awal Pekan Sambil Menanti Data Ekonomi, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Menarik Dibaca: BEI Buka Suspensi 4 Saham yang Dikunci Gara-gara Harganya Terbang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TAG: