KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) tak memungkiri ada beberapa perusahaan asuransi umum yang kesulitan dalam mempersiapkan implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 117. Adapun seluruh asuransi dan reasuransi wajib menerapkan implementasi PSAK 117 pada 2025. "Sebab, biaya yang tinggi untuk hire aktuaria dan membeli CSM engine," ucap Ketua Umum AAUI Budi Herawan saat menghadiri acara AAUI di Bali, Kamis (10/10). Budi menerangkan sebenarnya AAUI sudah coba membantu mereka mencarikan yang termurah dan bisa dilakukan. Namun, dia bilang karena perusahaan-perusahaan tersebut memang kesulitan dalam kinerja, akhirnya sampai saat ini masih ada beberapa perusahaan belum bisa memenuhi yang diminta regulator sebagai ketentuan umum dalam melakukan implementasi PSAK 117.
Baca Juga: AAUI Sebut Ekuitas 40 Asuransi Umum Turun Imbas Persiapan PSAK 117 Budi menyampaikan hal itu menjadi tantangan lagi. Oleh karena itu, dia mengatakan pihaknya juga berkomunikasi dengan asosiasi akuntan Indonesia untuk kesiapan mereka bisa melakukan audit terhadap perusahaan asosiasi yang akan melakukan implementasi PSAK 117. Sementara itu, Budi menyampaikan 40 perusahaan asuransi juga mengalami penurunan ekuitas imbas persiapan implementasi PSAK 117. Dia sempat bilang pihaknya belum mengetahui kondisi asuransi umum yang ekuitasnya turun itu masih bisa mempertahankan bisnisnya atau tidak dalam setahun ke depan. Adapun salah satu upaya yang didorong untuk memenuhi kedua aturan tersebut bisa juga dengan merger. "Dalam usulan kami, perusahaan asuransi juga bisa melakukan merger. Cuma merger itu prosesnya enggak sebentar. Bagaimana enggak sederhana? Merger yang normal, perusahaan sehat saja bisa makan waktu 3-12 bulan. Mungkin yang hasil observasi sementara itu ada 10-12 perusahaan yang berpotensi untuk merger karena ekuitas kurang," tuturnya.