KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) baru-baru ini mencatat penurunan signifikan dalam nilai klaim asuransi properti sebesar 25,2%, turun menjadi Rp 6,8 triliun pada tahun 2023. Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menyatakan bahwa angka ini menunjukkan kontraksi dari nilai pada tahun 2022 yang mencapai Rp 9,5 triliun. Menurut Budi, data yang mereka kumpulkan menunjukkan bahwa asuransi kredit menjadi penyumbang terbesar dalam pembayaran klaim industri asuransi umum sepanjang tahun 2023.
Menyikapi hal ini, Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI), Nico Prawiro, mengaitkan kondisi ini dengan pertumbuhan industri properti yang masih kurang menggembirakan. Menurutnya, kinerja sektor properti secara nasional di Indonesia selama tahun 2023 belum cukup kuat.
Baca Juga: Ini Kata Tugu Insurance Soal Prospek Bisnis Asuransi Kredit "Hal ini terlihat dari kinerja pertumbuhan sektor ekonomi yang terkait dengan sektor properti," ujarnya kepada Kontan (6/3). ACPI, sebagai salah satu penyedia produk asuransi properti, telah menetapkan proyeksi pertumbuhan premi properti hingga akhir tahun 2024 sebesar 15%. "Kami memproyeksikan pertumbuhan premi properti bisa mencapai 15% hingga akhir tahun dan tetap menjadi kontributor besar di perusahaan," ungkap Nico. Perusahaan tersebut menargetkan pertumbuhan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1.665 triliun. Nico juga mengungkapkan bahwa produk asuransi properti dan kendaraan bermotor masih menjadi kontributor tertinggi terhadap pendapatan premi di ACPI. "Produk asuransi properti memberikan kontribusi tertinggi, yakni 60% dari total pendapatan premi. Produk asuransi kendaraan bermotor memberikan kontribusi 30%, sedangkan sisanya berasal dari produk lain seperti asuransi rekayasa dan asuransi pengangkutan," jelasnya. Hingga Februari 2024, ACPI telah mencatatkan peningkatan pendapatan premi sebesar 11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, dalam hal klaim yang dibayarkan, terjadi penurunan sebesar 24% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, tambah Nico.
Baca Juga: Asuransi ASO Tidak Proteksi Dana Lender Nico juga menekankan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan pendapatan premi dari produk kendaraan bermotor. Hal ini dilakukan karena penjualan otomotif diperkirakan terus meningkat. "Perusahaan juga terus meningkatkan kerja sama dengan perbankan, perusahaan pembiayaan, perusahaan penunjang usaha asuransi/broker asuransi, perusahaan finansial teknologi, dan lain sebagainya," tambahnya. Nico menyebut bahwa ACPI juga melakukan inovasi dalam komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi serta melakukan kerjasama pemasaran dengan pengembang finansial teknologi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli