AAUI menilai asuransi di segmen ritel masih punya prospek positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai bisnis pada segmen ritel masih memiliki peluang yang besar hingga paruh kedua 2019. Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengaku hingga saat ini pendapatan premi asuransi umum lebih banyak datang dari segmen komersial.

“Hal ini ditopang oleh pembangunan infrastruktur maupun jasa yang diminta oleh pemerintah. Sedangkan untuk ritel secara nominal pendapatan preminya lebih kecil dibandingkan komersial. Namun ketika terjadi klaim, pembayaran juga kecil. Berbeda dengan segmen komersial pendapatan premi besar, tapi ketika terjadi klaim maka harus membayar dengan jumlah yang lebih besar,” ujar Dody beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Asuransi milik Grup Sinarmas bagi saham bonus, simak jadwalnya


Perlu di ketahui, data AAUI mencatatkan pendapatan premi bruto industri asuransi Rp 39,95 triliun hingga Juni 2019. Nilai ini tumbuh 20,6% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 33,31 triliun.

Namun pertumbuhan ini masih kalah cepat dibandingkan pertumbuhan klaim. Hingga semester 1-2019 klaim bruto asuransi umum sebesar Rp 16,44 triliun. Nilai ini tumbuh 27,7% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 12,87 triliun.

Oleh sebab itu, selain masih memiliki prospek yang luas, Dody menilai segmen ritel juga memiliki kecenderungan pembayaran klaim yang lebih kecil. Apalagi bila dipadukan dengan teknologi. maka perusahaan asuransi umum bisa lebih jauh menjangkau nasabah.

Baca Juga: Anggota DPR minta pemerintah kaji ulang usul tarif JKN

Dody bilang kehadiran fintech pada saat ini bisa meningkatkan pendapatan premi asuransi umum nasional untuk main di ritel. Adapun kini bisnis yang bisa ditawarkan kepada segmen ritel adalah asuransi perjalanan, kendaraan bermotor, properti, maupun aneka.

“Saat ini peranan fintech itu bisa dalam peranan marketingnya maupun aggregator lainnya. Ke depannya kecepatan pembayaran klaim serta menghadirkan algoritma statistik yang bisa menghitung premi yang lebih presisi,” tambah Dody.

Lanjut Ia, hal ini dapat meningkatkan potensi jenis-jenis asuransi ritel yang lebih bagus. Selain itu, Dody menilai dengan penerapan fintech dan teknologi ini maka akan terlahir produk asuransi yang lebih dekat dengan masyarakat.

Sehingga ke depannya polis yang akan ditawarkan harus market driven atau mengikuti kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Setelah DKI Jakarta, Maipark akan pasang borehole seismometer di Surabaya

Selain itu dalam mengejar segmen ritel, Dody bilang perusahaan asuransi umum perlu meningkatkan edukasi dan literasi mengenai asuransi kepada masyarakat.

Sebab perusahaan yang menjadi segmen ritel, tanpa diberikan literasi asuransi tetap butuh asuransi. Sedangkan masyarakat pada umum ini masih banyak yang belum mengenal asuransi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi