JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimistis, perolehan premi industri asuransi umum sampai akhir tahun nanti bakal mencapai Rp 48 triliun atawa tumbuh sekitar 18% ketimbang tahun lalu. Sampai kuartal ketiga ini, total premi industri baru berkisar Rp 39 triliun atau meningkat 14,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dadang Sukresna, Kepala Bidang Departemen Komunikasi dan Statistik AAUI mengatakan, optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat tren penutupan risiko asuransi kerugian banyak terjadi jelang akhir tahun. “Selain itu banyak renewal oleh nasabah korporasi terjadi di kuartal keempat,” ujarnya, kemarin. Misalnya, di lini bisnis asuransi harta benda untuk bangunan komersial. Selain itu juga lini bisnis asuransi penjaminan yang saat ini belum banyak terealisasi. Diyakini, lini bisnis ini akan bertumbuh seiring dengan banyaknya proyek pemerintah yang akan dilakukan di penghujung tahun. Saat ini, lini bisnis asuransi penjaminan tercatat tumbuh 11,3% menjadi Rp 835,9 miliar.
AAUI optimis premi akhir tahun capai Rp 48 triliun
JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) optimistis, perolehan premi industri asuransi umum sampai akhir tahun nanti bakal mencapai Rp 48 triliun atawa tumbuh sekitar 18% ketimbang tahun lalu. Sampai kuartal ketiga ini, total premi industri baru berkisar Rp 39 triliun atau meningkat 14,8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dadang Sukresna, Kepala Bidang Departemen Komunikasi dan Statistik AAUI mengatakan, optimisme ini bukan isapan jempol, mengingat tren penutupan risiko asuransi kerugian banyak terjadi jelang akhir tahun. “Selain itu banyak renewal oleh nasabah korporasi terjadi di kuartal keempat,” ujarnya, kemarin. Misalnya, di lini bisnis asuransi harta benda untuk bangunan komersial. Selain itu juga lini bisnis asuransi penjaminan yang saat ini belum banyak terealisasi. Diyakini, lini bisnis ini akan bertumbuh seiring dengan banyaknya proyek pemerintah yang akan dilakukan di penghujung tahun. Saat ini, lini bisnis asuransi penjaminan tercatat tumbuh 11,3% menjadi Rp 835,9 miliar.