KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat rasio klaim asuransi kesehatan berada di level yang tinggi sebesar 85,5% per kuartal III-2024. Ketua Umum AAUI Budi Herawan menyampaikan angka tersebut berdasarkan klaim yang dibayar, tetapi kalau memasukkan biaya lain, seperti third party administrator, itu sudah di angka 143%. "Rasio klaim kesehatan yang tinggi itu disebabkan inflasi medis yang cukup tinggi juga. Jadi, hal itu menjadi tantangan juga bagi industri kami, tentu perlu melakukan perbaikan secara ekosistem," ucapnya dalam acara Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI), Kamis (4/12).
Untuk mengatasi masalah inflasi medis, Budi juga sempat mengungkapkan perusahaan asuransi umum sebenarnya sudah menaikkan premi asuransi kesehatan pada saat ini. Baca Juga: Akibat Banyak Tekanan, Target Perusahaan IKNB Jadi Stagnan Tak cuma itu, Budi bahkan berpendapat diperlukan juga kebijakan yang mengatur kesetaraan dalam biaya obat-obatan. Namun, dia tak memungkiri bukan hal yang mudah untuk menyetarakan biaya obat-obatan karena berbeda kementerian yang menaungi. "Sebab, obat-obatan berada di Kementerian Perindustrian. Untuk menyeragamkan satu harga obat saja perlu effort yang luar biasa. Jadi, perlu kerja sama lintas sektoral," tuturnya. Selain itu, AAUI juga telah berdiskusi dengan sejumlah stakeholders untuk memperbaiki ekosistem kesehatan pada tahun depan agar permasalahan yang terjadi selama ini bisa segera teratasi. Pasalnya, hal itu juga akan memengaruhi kinerja asuransi kesehatan ke depannya.