AAUI yakin produk asuransi kesehatan makin tumbuh



KONTAN.CO.ID - Pertumbuhan premi produk asuransi kesehatan mulai bergairah. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, hingga semester I-2017, perolehan premi asuransi kesehatan meningkat 10,2% menjadi Rp 2,36 triliun. Periode sama tahun lalu, pencapaian premi lini bisnis ini tercatat Rp 2,14 triliun.

Dari sisi klaim, produk asuransi kesehatan mencetak penurunan. Hingga paruh pertama tahun ini, klaim turun 4,1% menjadi Rp 1,69 triliun dari sebelumnya Rp 1,77 triliun. Dengan demikian, rasio klaim susut menjadi 71,8% dari posisi sebelumnya 82,5%.

Wakil Ketua merangkap Ketua Bidang Kerja Sama Antar Anggota Lembaga AAUI Sahata L. Tobing mengungkapkan, kenaikan tersebut terangkat seiring tingginya kebutuhan masyarakat akan produk asuransi kesehatan. Asuransi sudah menjadi bagian dari gaya hidup sehingga memicu pertumbuhan permintaan produk ini.


Lebih lanjut, menurut Sahata, adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sempat menekan asuransi kesehatan milik perusahaan asuransi umum. Namun, seiring bergulirnya waktu, pelaku asuransi telah menemukan peta segmen yang tepat.

Saat ini, incaran beberapa perusahaan asuransi lebih pada nasabah kelas menengah ke atas. "Dulu belum temukan segmen yang tepat, nah sekarang sudah ketemu dan menengah ke atas jadi incaran yang bisa digarap," terang Sahata kepada KONTAN, Jumat (22/9).

Lebih lanjut, dengan mobilitas kebutuhan masyarakat Indonesia yang terhitung tinggi, ia optimistis produk asuransi kesehatan masih akan terus bertumbuh sampai akhir tahun ini. Catatan saja, hingga akhir tahun AAUI memproyeksikan premi keseluruhan bisa naik 10% dari realisasi tahun lalu.

Ketua AAUI Dadang Sukresna menambahkan, kenaikan premi asuransi kesehatan tak lepas dari jumlah peserta yang bertambah khususnya yang berasal dari nasabah korporasi.

Ke depan, produk ini akan terus diminati masyarakat karena suatu perusahaan merasakan bahwa biaya kesehatan setiap tahunnya meningkat. Dengan dialihkannya ke asuransi kesehatan, tentu diharapkan dapat mengontrol biaya yang dikeluarkan untuk kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati