KONTAN.CO.ID - TOKYO. Minyak mentah berbalik arah dan kembali menguat untuk hari keempat berturut-turut dengan mengabaikan laporan American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) di pekan lalu. Rabu (25/11) pukul 10.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Januari 2021 naik 54 sen atau 1,1%, ke level US$ 48,40 per barel. Pada sesi sebelumnya, harganya sudah lompat hampir 4%. Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2021 juga menguat 1,1% menjadi US$ 45,38 per barel, setelah naik lebih dari 4% pada hari Selasa (24/11).
Kedua kontrak acuan ini berada pada level tertinggi sejak awal Maret dan telah menguat hampir 10% dalam empat hari terakhir.
Baca Juga: Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.809 per ons troi usai cetak rekor terburuk "Pasar yang lebih luas berada dalam mode de-risk karena kami sekarang memiliki tiga vaksin efektif yang dapat memerangi virus corona," kata Kevin Solomon,
Energy Economic Analys StoneX. Seperti diketahui, di awal pekan ini, AstraZeneca mengatakan uji coba vaksin Covid-19 efektif 70% efektif dan bisa efektif hingga 90%. Ini memberikan senjata lain dalam perang untuk mengendalikan pandemi virus corona setelah hasil positif dari pengembang farmasi besar lainnya. Namun, vaksin yang layak kemungkinan tidak akan siap untuk digunakan massal dalam beberapa bulan ke depan, yang berarti penguncian dan pembatasan perjalanan akan diberlakukan hingga tahun depan. Itu memungkinkan OPEC+, yang beranggotakan Organisasi Negara-negara Ekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, akan melanjutkan pengurangan produksi hingga 2021 setelah pertemuan yang akan dimulai pada 30 November setelah pembicaraan teknis minggu ini. Produsen OPEC+ telah menahan pasokan untuk mendukung harga setelah pandemi
lockdown awal tahun ini menyebabkan penguapan permintaan. OPEC+ seharusnya meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari,sekitar 2% dari permintaan global sebelum pandemi, mulai Januari 2021 mendatang.
Baca Juga: Presiden Prancis: Vaksinasi COVID-19 dimulai akhir tahun jika disetujui regulator "Pengurangan risiko juga datang dari situasi politik di Amerika Serikat, di mana Presiden Trump memberikan izin kepada pemerintahannya untuk memulai pengalihan kekuasaan kepada Presiden terpilih Joe Biden," kata Solomon. Kombinasi sentimen positif tersebut berhasil menutupi data API, sebuah asosiasi industri, yang mengatakan bahwa stok minyak mentah AS naik 3,8 juta barel di pekan lalu. Ini membuat stok minyak AS pada pekan yang berakhir 20 November menjadi sekitar 490 juta barel. Sementara itu, data persediaan minyak mentah resmi dari pemerintah AS akan dirilis Rabu malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari