Abaikan rilis PPI, pasar Australia lebih suka menanti data inflasi



SIDNEY. Producer Price Index (PPI) Australia pada kuartal III 2011 mencatatkan kenaikan di bawah ekspektasi pasar. Turunnya biaya impor mobil berhasil menekan biaya utilitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan manfaat tingginya nilai tukar dalam menahan laju inflasi.

PPI naik 0,6% lebih kecil dari harapan pasar yaitu 0,8%. Sedangkan dalam basis tahunan tercatat naik 2,7% setelah mencatat kenaikan 3,4% pada periode sebelumnya. Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh turunnya harga impor.

Namun demikian, data tersebut hampir tidak memberikan gejolak di pasar, seiring fokus investor saat ini lebih tertuju pada rilis data consumer price index (CPI) yang akan dirilis Rabu besok. Rilis CPI ini akan dijadikan acuan untuk melihat seberapa besar peluang pemangkasan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA).


Awal bulan ini, RBA telah membuka peluang kemungkinan dilakukannya pemangkasan suku bunga jika diperlukan. Pemangkasan suku bunga dari level saat ini yaitu 4,75% diprediksi paling cepat dilakukan pada sidang RBA 1 November mendatang.

Meskipun sebagian besar pelaku pasar berpendapat bahwa keputusan RBA akan bergantung pada hasil pertemuan puncak Eropa pekan ini. Kesepakatan yang mutlak diharapkan datang dari pertemuan ini dan diharapkan bisa mendinginkan pasar yang terus bergejolak.

"Yang jelas, aussie mendapat dukungan positif dari pernyataan The Fed New York William Dudley yang menyatakan bank sentral membuka peluang melakukan quantitative easing (QE) putaran berikutnya," jelas Erwin Poernomo, Analis Valbury Asia Futures.

Editor: