JAKARTA. Akibat penutupan Bandara Abdurrahman Saleh, maskapai yang menerbangin rute Jakarta-Malang mengalihkan penerbangannya ke Surabaya. Langkah itu mereka tempuh agar para penumpang tetap dapat berangkat ke Malang meskipun harus menambah perjalanan darat selama dua jam.Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, melalui Notification of Ash Volcanic Hazards to Airmen (Ashtam) yang dikeluarkan hari Senin (29/11) kemarin, menyatakan bahwa akibat letusan Gunung Bromo, beberapa wilayah udara di sekitar gunung berapi itu dinyatakan berstatus "merah". "Ketinggian abu vulkanik mencapai 14.000 kaki di atas permukaan laut dan bergerak dengan kecepatan 10 knot ke arah barat," ungkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub Bambang S. Ervan.Untuk itu, demi kepentingan keselamatan penerbangan, Dirjen Perhubungan Udara, pada hari yang sama, juga telah mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) bernomor WRRR-C0920/10 yang menyatakan bahwa Bandara Abdurrahman Saleh, Malang ditutup (airodrome closed). Dalam Notam itu disebutkan bahwa semburan abu vulkanik Gunung Bromo dinilai sudah dapat mengganggu operasional penerbangan dari dan ke Bandara Abdurrahman Saleh.Penutupan Bandara Abdurrahman Saleh diberlakukan untuk penerbangan sipil selama 5 hari terhitung mulai Senin (29/11) pukul 03.19 WIB hingga 4 Desember 2010 pukul 00.00 WIB. "Pemberlakuan Notam tersebut akan mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi pada efek meletusnya Gunung Bromo," imbuh Bambang.Bandara Abdurrahman Saleh setiap hari dipergunakan oleh tiga maskapai yang melakukan penerbangan dari Jakarta ke Malang dan sebaliknya. Mereka adalah Garuda Indonesia satu kali per hari, Sriwijaya tiga kali per hari, dan Batavia satu kali per hari. Kombinasi jalur darat Public Relation Manager Batavia Eddy Haryanto mengatakan, pihaknya mematuhi Notam dan Ashtam yang dikeluarkan oleh Kemenhub. Batavia tetap melakukan penerbangan dari Jakarta, tapi dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya. "Kami tetap membantu para penumpang agar tetap bisa melakukan perjalanan ke Malang," kata Eddy.Dari Surabaya, Batavia kemudian menyediakan bus khusus untuk mengantarkan para penumpang hingga ke kota Malang. Para penumpang, menurut Eddy, tidak dibebani biaya tambahan apapun untuk perjalanan darat ini.Ruth Hana Simatupang, Juru Bicara Sriwijaya Air mengungkapkan, hari Senin kemarin, Sriwijaya sempat melakukan penerbangan pertama dari Jakarta-Malang pada pukul 06.45, dan berangkat lagi ke Jakarta dengan lancar. Tapi karena ada Notam dan Ashtam dari Kemenhub, mereka mengalihkan penerbangan ke Bandara Juanda, Surabaya, pada penerbangan berikutnya. "Kami tetap mengutamakan keselamatan penumpang," ungkap Ruth.Adapun VP Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto menjelaskan, penerbangan Garuda ke Malang selama ini berangkat dari Jakarta pukul 07.10 WIB dan tiba di Malang pukul 08.40 WIB. Selanjutnya, pesawat berangkat kembali ke Jakarta pukul 09.15 WIB. Karena terjadi erupsi Gunung Bromo, Garuda akan melakukan pengalihan ke Surabaya. Selanjutnya, para penumpang tujuan Malang akan diberangkatkan dengan bus dari bandara Juanda, Surabaya menuju Terminal Bus Arjosari, Malang. "Begitu juga sebaliknya, para penumpang dari Malang yang telah melakukan proses check-in di Bandara Abdurrahman Saleh akan diberangkatkan dengan bus menuju Bandara Juanda Surabaya," ungkap Pujobroto.Para maskapai penerbangan mengaku belum menghitung berapa kerugian yang dialami akibat penutupan bandara itu. Batavia menggunakan pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas 144 kursi. Rata-rata dalam setiap penerbangannya, menurut Eddy, pesawat terisi hingga 80%. Sedangkan penerbangan Garuda dari Jakarta ke Malang dilayani dengan pesawat B737-300, dengan kapasitas 110 tempat duduk, terdiri dari kelas bisnis sebanyak 16 tempat duduk dan kelas ekonomi sebanyak 94 tempat duduk. Sementara, Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing 7300 dengan kapasitas 145 kursi. Ruth menambahkan, untuk rute Jakarta-Malang, rata-rata terisi hingga 88%. Sedangkan harga tiketnya rata-rata Rp 650.000. "Rute itu memang cukup ramai dengan penumpang yang kebanyakan bertujuan untuk bisnis," kata Ruth.
Abdurrahman Saleh tutup, maskapai alihkan penerbangan ke Surabaya
JAKARTA. Akibat penutupan Bandara Abdurrahman Saleh, maskapai yang menerbangin rute Jakarta-Malang mengalihkan penerbangannya ke Surabaya. Langkah itu mereka tempuh agar para penumpang tetap dapat berangkat ke Malang meskipun harus menambah perjalanan darat selama dua jam.Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, melalui Notification of Ash Volcanic Hazards to Airmen (Ashtam) yang dikeluarkan hari Senin (29/11) kemarin, menyatakan bahwa akibat letusan Gunung Bromo, beberapa wilayah udara di sekitar gunung berapi itu dinyatakan berstatus "merah". "Ketinggian abu vulkanik mencapai 14.000 kaki di atas permukaan laut dan bergerak dengan kecepatan 10 knot ke arah barat," ungkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub Bambang S. Ervan.Untuk itu, demi kepentingan keselamatan penerbangan, Dirjen Perhubungan Udara, pada hari yang sama, juga telah mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) bernomor WRRR-C0920/10 yang menyatakan bahwa Bandara Abdurrahman Saleh, Malang ditutup (airodrome closed). Dalam Notam itu disebutkan bahwa semburan abu vulkanik Gunung Bromo dinilai sudah dapat mengganggu operasional penerbangan dari dan ke Bandara Abdurrahman Saleh.Penutupan Bandara Abdurrahman Saleh diberlakukan untuk penerbangan sipil selama 5 hari terhitung mulai Senin (29/11) pukul 03.19 WIB hingga 4 Desember 2010 pukul 00.00 WIB. "Pemberlakuan Notam tersebut akan mengikuti perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi pada efek meletusnya Gunung Bromo," imbuh Bambang.Bandara Abdurrahman Saleh setiap hari dipergunakan oleh tiga maskapai yang melakukan penerbangan dari Jakarta ke Malang dan sebaliknya. Mereka adalah Garuda Indonesia satu kali per hari, Sriwijaya tiga kali per hari, dan Batavia satu kali per hari. Kombinasi jalur darat Public Relation Manager Batavia Eddy Haryanto mengatakan, pihaknya mematuhi Notam dan Ashtam yang dikeluarkan oleh Kemenhub. Batavia tetap melakukan penerbangan dari Jakarta, tapi dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya. "Kami tetap membantu para penumpang agar tetap bisa melakukan perjalanan ke Malang," kata Eddy.Dari Surabaya, Batavia kemudian menyediakan bus khusus untuk mengantarkan para penumpang hingga ke kota Malang. Para penumpang, menurut Eddy, tidak dibebani biaya tambahan apapun untuk perjalanan darat ini.Ruth Hana Simatupang, Juru Bicara Sriwijaya Air mengungkapkan, hari Senin kemarin, Sriwijaya sempat melakukan penerbangan pertama dari Jakarta-Malang pada pukul 06.45, dan berangkat lagi ke Jakarta dengan lancar. Tapi karena ada Notam dan Ashtam dari Kemenhub, mereka mengalihkan penerbangan ke Bandara Juanda, Surabaya, pada penerbangan berikutnya. "Kami tetap mengutamakan keselamatan penumpang," ungkap Ruth.Adapun VP Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto menjelaskan, penerbangan Garuda ke Malang selama ini berangkat dari Jakarta pukul 07.10 WIB dan tiba di Malang pukul 08.40 WIB. Selanjutnya, pesawat berangkat kembali ke Jakarta pukul 09.15 WIB. Karena terjadi erupsi Gunung Bromo, Garuda akan melakukan pengalihan ke Surabaya. Selanjutnya, para penumpang tujuan Malang akan diberangkatkan dengan bus dari bandara Juanda, Surabaya menuju Terminal Bus Arjosari, Malang. "Begitu juga sebaliknya, para penumpang dari Malang yang telah melakukan proses check-in di Bandara Abdurrahman Saleh akan diberangkatkan dengan bus menuju Bandara Juanda Surabaya," ungkap Pujobroto.Para maskapai penerbangan mengaku belum menghitung berapa kerugian yang dialami akibat penutupan bandara itu. Batavia menggunakan pesawat Boeing 737-300 dengan kapasitas 144 kursi. Rata-rata dalam setiap penerbangannya, menurut Eddy, pesawat terisi hingga 80%. Sedangkan penerbangan Garuda dari Jakarta ke Malang dilayani dengan pesawat B737-300, dengan kapasitas 110 tempat duduk, terdiri dari kelas bisnis sebanyak 16 tempat duduk dan kelas ekonomi sebanyak 94 tempat duduk. Sementara, Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing 7300 dengan kapasitas 145 kursi. Ruth menambahkan, untuk rute Jakarta-Malang, rata-rata terisi hingga 88%. Sedangkan harga tiketnya rata-rata Rp 650.000. "Rute itu memang cukup ramai dengan penumpang yang kebanyakan bertujuan untuk bisnis," kata Ruth.