Aberdeen memetik cuan dari fluktuasi global



JAKARTA. Meskipun pasar global fluktuatif, manajer investasi justru memanfaatkan momentum ini untuk mendongkrak imbal hasil (return). Strategi ini diterapkan PT Aberdeen Asset Management dalam mengelola reksadana saham syariah offshore Aberdeen Syariah Asia Pacific Equity Fund.

Tak heran, menurut catatan Infovesta Utama per 20 Maret 2017, Aberdeen Syariah Asia Pacific Equity Fund sudah mencetak return 8,36% sejak awal tahun. Di periode yang sama, return rata-rata reksadana saham berdenominasi dollar mencapai sekitar 5,48%.

Investment Director Aberdeen Asset Management Bharat Joshi mengungkapkan, pihaknya menganggap gejolak di pasar sebagai kesempatan untuk mengakumulasi saham yang harganya terkoreksi. Tapi dengan catatan, Aberdeen sudah menghitung nilai sesungguhnya dari emiten tersebut. Sebab tidak ada gunanya membeli sebuah perusahaan yang sudah overvalued.


Dalam meracik produk ini, Aberdeen memilih banyak emiten. Artinya, 10 kepemilikan saham terbesar hanya mengisi 50% porsi reksadana ini. "Namun saham yang kami miliki mengindikasikan keyakinan tinggi dan kami bertujuan menggenggam saham secara jangka panjang, yang artinya bertahun-tahun," papar dia.

Adapun per Februari 2017, 10 portofolio terbesar dalam reksadana ini di antaranya Singapore Telecommunications, Ultratech Cement Ltd, Swire Pacific Ltd, Sysmex Corp, Amorepacific Corp dan MTR Corp Ltd. Lalu ada Global Logistic Properties Ltd, Daikin Industries Ltd, Nabtesco Corp, serta Amada Holdings Co Ltd.

Per 27 Maret 2017, Aberdeen Syariah Asia Pacific Equity Fund telah diperdagangkan dengan nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) senilai US$ 1,05. Per Februari, reksadana ini sudah mengantongi dana kelolaan US$ 4,15 juta per Februari 2017.

Investor yang berminat mengoleksi reksadana ini dapat melakukan pembelian awal minimal US$ 10.000. Sedang minimum investasi selanjutnya US$ 1.000.

Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana memprediksi, Aberdeen Syariah Asia Pacific Equity Fund bisa mencetak return 10% tahun ini. Namun, investor perlu mewaspadai spekulasi kenaikan suku bunga The Fed serta pergerakan harga komoditas. "Membaiknya perdagangan tiap negara juga menimbulkan multiplier effect ke konsumsi masing-masing negara," cetus Wawan.

AUM melesat dalam 2 bulan

Membaiknya perekonomian Indonesia ternyata berdampak positif pada kinerja Aberdeen Asset Management. Buktinya, dalam dua bulan saja, perusahaan ini berhasil membiakkan dana kelolaannya, alias asset under management (AUM) hingga naik 30,16%.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017, Aberdeen Asset Management sudah mengantongi AUM sebesar Rp 953,25 miliar. Ini belum menghitung dana dari kontrak pengelolaan dana (KPD). Di akhir 2016 lalu, AUM Aberdeen tercatat Rp 732,32 miliar, tidak termasuk KPD.

Selain meningkat karena hasil investasi, AUM Aberdeen juga meroket lantaran unit penyertaan reksadana bertambah. Pada akhir tahun 2016, unit penyertaan reksadana masih 762,28 juta unit, sementara di akhir Februari lalu sudah mencapai 868,21 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia