KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (
ABMM) mengejar kenaikan volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal (OB) tahun depan. Target manajemen, volume OB ABMM tahun depan bisa mencapai 300 juta bank cubic meter (bcm) di tahun 2024. Direktur PT ABM Investama Tbk Adrian Erlangga, optimistis target tersebut realistis untuk dicapai. “(Kapasitas alat berat untuk kegiatan operasional ABMM) Memadai,” ujar Adrian kepada Kontan.co.id, Minggu (10/12).
Sebelumnya, ABMM memang telah menggelontorkan dana untuk ekspansi alat berat. Catatan saja, ABMM merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 263 juta di sepanjang Januari-September 2023. Sebagian besar di antaranya digunakan untuk membeli alat berat. Investasi alat berat ABMM masih berlanjut di kuartal IV 2023.
Baca Juga: Cipta Kridatama Mengincar Volume Overburden Removal 300 Juta BCM pada 2024 Kalau target 300 juta bcm overburden removal berhasil direalisasi, pencapaian itu bakal melanjutkan tren kenaikan OB ABMM di beberapa tahun terakhir. Laporan ABMM menunjukkan, realisasi overburden removal ABMM berada di posisi 139,67 juta bcm di tahun 2019. Realisasi tersebut kemudian naik 28% ke level 178,56 juta bcm di 2021, lalu kembali naik 14% menjadi 202,90 juta bcm di 2022. Sementara itu, untuk tahun 2023, ABMM mengincar kenaikan overburden removal sekitar 35% dibanding realisasi tahun 2022 atau sekitar 273.91 juta menurut hitungan kasar Kontan.co.id. “Permintaan bertambah terus, namun kami fokus untuk perbaikan proses internal menghadapi peningkatan kebutuhan tahun tahun yang akan datang,” ujar Adrian. Di sepanjang Januari-September 2023, ABMM telah merealisasikan overburden removal sebanyak 206,9 juta bcm, naik sekitar 31% dibanding realisasi periode Januari-September 2022 yang berjumlah 143,4 juta bcm. Sedikit informasi, lini usaha jasa kontraktor tambang dan juga bisnis tambang batubara merupakan 2 lini bisnis dengan kontribusi terbesar dalam pendapatan konsolidasi ABMM. Sebagai gambaran, mengutip laporan keuangan interim perusahaan, kedua lini usaha tersebut menyumbang omzet US$ 945,45 juta atau setara 83,41% dari total pendapatan konsolidasi ABMM di Januari-September 2023.
Seturut pertumbuhan volume overburden removal, pendapatan konsolidasi ABMM turut naik 10,15% yoy dari semula US$ 1,02 miliar di Januari-September 2022 menjadi US$ 1,13 miliar di Januari-September 2023. Setelah dikurangi pengeluaran pada sejumlah pos beban, ABMM mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih US$ 225,77 juta di Januari-September 2023. Jumlah tersebut naik 32,86% dibanding realisasi periode Januari-September 2022 yang berjumlah US$ 169,92 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari