KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk melalui anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) memperoleh kontrak dari PT Muara Alam Sejahtera (MAS), Baramulti Group. CK sendiri merupakan anak usaha ABM Investama yang bergerak di bidang jasa pertambangan. Nilai kontrak yang mereka dapat sebesar US$ 114 juta untuk pengerjaan di area tambang Merapi, Lahat, Sumatra Selatan. Kontrak ini berlaku untuk periode tiga tahun ke depan. “Pengerjaan ini untuk tiga tahun dengan opsi perpanjangan dua tahun,” ungkap Direktur Keuangan ABM Investama, Adrian Erlangga pada Kontan.co.id, Kamis (28/2).
Adrian mengaku dalam waktu dekat mereka juga bakal mendapatkan kontrak baru, sayangnya ia belum dapat menyampaikan dari mana kontrak tersebut. Yang pasti, emiten berkode saham
ABMM ini akan meningkatkan kinerja operasional dari CK untuk volume pengupasan lapisan tanah penutup atau
overburden removal. Usai mendapat kontrak anyar, mereka membidik pengerjaan dengan besaran volume 25 juta bcm. Sehingga apabila ditotal pada tahun ini ABMM mengincar produksi pengupasan lapisan tanah penutup sebanyak 180 juta bank cubic meter, angka ini naik 28,58% ketimbang realisasi pada tahun lalu sebanyak 140 juta bcm, saat ini CK memiliki enam klien. Adrian mengaku lini bisnis jasa pertambangan ini menyumbang kontribusi sebesar 45% dari total pendapatan ABM Investama. Dalam wawancara sebelumnya, mereka bilang realisasi pendapatan yang belum diaudit mencapai target atau sebesar US$ 800 juta. Menurutnya, sejauh ini kinerja dari kontrak jasa penambangan tidak terpengaruh dengan adanya tren penurunan harga batubara. Untuk itu, mereka terus menekan biaya operasional. Sementara itu, dari lini bisnis penambangan batubara, pada tahun ini mereka menargetkan produksi batubara sebesar 12 juta ton. “Itu dari tambang milik kita sendiri,” imbuhnya. Bisa saja ABMM memproduksi lebih dari target yang sudah dipasang lantaran pada tahun ini mereka bakal melancarkan rencana akuisisi yang sudah digadang-gadang sejak tahun lalu. “Kita harapkan akuisisi dapat dilakukan pada tahun ini,” tegasnya.
Dalam berita Kontan sebelumnya, transaksi akuisisi tambang batubara ini akan selesai paling lambat akhir kuartal I 2019. Sebelumnya, emiten berkode saham ABMM ini juga mengajukan permohonan perubahan surat utang atau consent solicitation kepada pemegang obligasi atau bond holder. Hal ini dilakukan untuk memuluskan rencana ABM Investama mengakuisisi tambang batubara yang berlokasi di Kalimantan. Perubahan surat utang ini diajukan kepada pemegang obligasi tahun 2022 senilai US$ 350 juta. Apabila tak ada aral melintang, mereka akan mulai produksi pada semester kedua dengan target produksi 6 juta ton per tahunnya. ABMM memang sengaja mengakuisisi tambang yang sudah beroperasi dengan kalori sebesar 5.200 hingga 5.500 kcal/kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto