KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk mengejar kenaikan volume pemindahan lapisan penutup atau
overburden removal (OB) ke level 300 juta bank cubic meter (bcm) di tahun 2024. Bersamaan dengan ambisi ini, emiten berkode saham ABMM tersebut menganggarkan belanja modal atau
capital expenditure (capex) US$ 250 juta - US$ 300 juta untuk mendukung agenda ekspansi pembelian alat berat tahun ini. Direktur ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, pihaknya telah melakukan pemesanan alat berat di awal tahun. Hanya saja, ia tidak merinci berapa persisnya jumlah alat berat yang telah maupun hendak ABMM pesan tahun ini.
“Realisasi capex di kuartal I 2023 sudah sekitar US$ 100 juta,” ujar Adrian saat ditemui wartawan usai acara
public expose perusahaan, Rabu (10/5).
Baca Juga: Mandom Indonesia (TCID) Targetkan Bisa Menjaga Kinerja Ekspor Tahun Ini Kinerja
overburden removal ABMM memang terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Laporan ABMM menunjukkan, volume pemindahan lapisan penutup ABMM mengalami kenaikan di tiga tahun terakhir. Di tahun 2020, realisasi
overburden removal ABMM berada di posisi 139,67 juta bcm. Realisasi tersebut kemudian naik 28% ke level 178,56 juta bcm, lalu kembali naik 14% menjadi 202,90 juta bcm di 2022. Sementara itu, volume
overburden removal ABMM di tahun 2023 direncanakan naik 25% dibanding realisasi 2022. Di tiga bulan pertama 2023, realisasi
overburden removal sudah kembali menunjukkan kenaikan ke level 91 juta bcm bersamaan dengan kenaikan volume penjualan batubara di lini usaha lainnya, yaitu lini usaha tambang batubara. Walhasil, pendapatan ABMM di tiga bulan pertama mengalami kenaikan 35,28% secara tahunan atau
year-on-year (YoY) dari semula US$ 286,70 juta di kuartal I 2022 menjadi US$ 387,86 juta di kuartal I 2023. Sebagian besar dari pendapatan tersebut, yakni sebanyak US$ 321,45 juta atau setara kurang lebih 82,87% di antaranya berasal dari pendapatan di segmen kontraktor tambang dan tambang batubara. Seturut pendapatan yang mendaki, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ABMM meroket 233,55% YoY dari semula US$ 31,78 juta di kuartal I 2022 menjadi US$ 106,03 juta di kuartal I 2023.
Baca Juga: Timah (TINS) Proyeksi Permintaan Kembali Pulih pada Kuartal II 2023 “Pertumbuhan kita itu di-
drive oleh
mining contracting, sehingga
mining contracting selalu membutuhkan alat-alat baru untuk pertumbuhannya dan kita
continuously melakukan investasi alat-alat baru maupun alat-alat pengganti dari yang sudah habis,” kata Adrian. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan, Kas dan Setara Kas Akhir Tahun ABMM berada di posisi US$ 266,23 juta per 31 Maret 2023 lalu. Jumlah tersebut naik 20,16% dibanding posisi Kas dan Setara Kas Awal Tahun ABMM yang berjumlah US$ 221,56 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi