KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (
ABMM) tetap berharap merealisasikan rencana bisnisnya dalam mengakuisisi tambang batubara di tahun ini. Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengatakan, pihaknya tidak menjadikan harga batubara sebagai acuan ketika hendak mengakuisisi tambang batubara. Sebab, ABMM melakukan akuisisi tersebut untuk menambah perolehan cadangan batubara yang dapat menjaga kelangsungan bisnis secara jangka panjang. “Kami akuisisi tambang bukan dengan pertimbangan harga, tapi untuk kebutuhan jangka panjang,” ujar dia, Minggu (24/1).
Meski belum dijelaskan secara detail, Adrian menyebut bahwa ABMM berencana mengakuisisi tambang batu bara yang berada di wilayah Kalimantan. Manajemen ABMM pun sudah merencanakan akuisisi tersebut sejak tahun lalu.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) targetkan dua kontrak baru jasa penambangan batubara tahun ini Namun, harus diakui bahwa proses akuisisi tambang pada dasarnya tidak mudah dan berlangsung lama. Terlebih lagi, ABMM menginginkan tambang batubara yang dapat diakuisisi dengan kontrak seumur tambang. Alhasil, proses review atau peninjauan rencana akuisisi tersebut harus dilakukan secara mendalam. “Prosesnya panjang. Bisa berhasil atau tidak. Makanya kami harus berhati-hati mengambil tindakan,” ungkapnya. Selain itu, pihak ABMM tidak menutup kemungkinan pula untuk berpartisipasi dalam lelang wilayah tambang apabila diadakan oleh pemerintah. Pada dasarnya, ABMM mencoba menangkap berbagai peluang untuk ekspansi bisnisnya. Adrian memastikan, dana kebutuhan investasi untuk rencana akuisisi tambang yang disediakan ABMM masih sekitar US$ 150 juta—US$ 250 juta. Perusahaan ini masih akan mengandalkan dana internal maupun eksternal seperti pinjaman bank untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut. Sekadar catatan, ABMM memiliki 3 Izin Usaha Pertambangan (IUP), 2 di antaranya berada di kawasan Aceh dan sisanya di Kalimantan Selatan. Total cadangan batubara ABMM saat ini tercatat sekitar 260 juta ton.
Terkait kinerja operasional, pihak ABMM menargetkan dapat memproduksi 13 juta ton batubara pada tahun ini. Sedangkan di tahun lalu, perkiraan produksi batubara ABMM berada di kisaran 11,5 juta ton. Adrian yakin, target produksi batubara ABMM di tahun ini dapat terpenuhi dengan catatan perusahaan tersebut mampu mengatasi tantangan cuaca ekstrim yang melanda area tambangnya. Cuaca pada dasarnya bukan sesuatu yang bisa dikendalikan, namun ABMM tetap bisa melakukan mitigasi supaya kinerjanya tidak terganggu. “Seperti perusahaan tambang pada umumnya, ketika musim hujan kami biasa memperbaiki jalan, drainase, dan infrastruktur penunjang lainnya supaya aktivitas tetap berjalan lancar,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat