ABM Investama (ABMM) Sambut Positif Kebijakan Formula HBA yang Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM) menyambut positif kebijakan revisi formula Harga Batubara Acuan (HBA) yang dilakukan pemerintah.  Direktur ABMM Adrian Erlangga mengapresiasi langkah pemerintah ini. 

"Kami berterima kasih karena pemerintah memahami situasi kami. Dengan formula baru, semestinya sudah mendekati harga riil," terang Adrian kepada Kontan, Senin (21/8). 

Sebelumnya, Adrian menyampaikan bahwa perhitungan HBA yang mendekati harga jual riil di pasar akan membantu perusahaan dalam menjaga arus kas dan meringankan beban royalti. 


Asal tahu saja, Pemerintah kembali mengubah formula Harga Batubara Acuan (HBA) melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 227.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Batubara.

Baca Juga: Simak Fokus Ekspansi DCI Indonesia (DCII) pada Semester II-2023

Dalam beleid terbaru ini, formula HBA akan mengkombinasikan 70% harga batubara bulan sebelumnya dan 30% harga batubara pada dua bulan sebelumnya. 

Kontan mencatat, kinerja ABMM mengalami pertumbuhan sepanjang semester pertama 2023. Emiten tambang batubara ini mencatatkan penjualan senilai US$ 763,18 juta di enam bulan pertama 2023. Realisasi ini naik 17,01% dari pendapatan di semester pertama 2022 sebesar US$ 652,20 juta.

Secara rinci, pendapatan ABMM didominasi oleh segmen kontraktor tambang dan tambang batubara yang mencapai US$ 623,88 juta, disusul oleh pendapatan jasa Logistik dan sewa kapal senilai US$ 84,56 juta, pendapatan dari Divisi Site Services (SSD) dan repabrikasi senilai US$ 31,82 juta.

ABMM juga memperoleh pendapatan dari pos pabrikasi senilai US$ 14,01 juta, dan pendapatan dari sewa mesin pembangkit tenaga listrik senilai US$ 492.064.

Adapun pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yakni dari PT Multi Harapan Utama senilai US$ 123.91 juta atau setara 16,24%, PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua senilai US$ 89,76 juta atau setara 11,76%, dan Adani Global Pte. Ltd., Singapura senilai US$ 78,64 juta atau setara 10,30% dari pendapatan ABMM.

Baca Juga: Adaro Minerals (ADMR) Menyerap Capex US$ 42,9 Juta di Semester I

Di sisi lain sejumlah beban ABMM turut naik. Misal, beban pokok pendapatan yang naik 27,8% dari semula US$ 407,98 juta menjadi US$ 521.33 juta. beban penjualan, umum dan administrasi juga naik 26,5%  menjadi US$ 52,34 juta.

Namun, pos pendapatan yang naik lebih tinggi ketimbang beban membuat laba bersih ABMM turut naik. Konstituen indeks Kompas100 ini membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 188,5 juta, melejit 97,4% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 95,48 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi