KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (
ABMM) terus mengejar pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada tahun ini. ABMM memproyeksikan bisa mendongkrak pendapatan sebanyak 15%-20% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan untuk laba bersih, ABMM mengincar kenaikan sekitar 25%. Hanya saja, Direktur ABM Investama Adrian Erlangga memberikan catatan bahwa proyeksi itu berdasarkan asumsi harga komoditas batubara tahun 2023 masih mampu bertahan di level harga seperti tahun 2022. "Kinerja keuangan kami sangat dipengaruhi oleh harga batubara. (Proyeksi itu) kalau harga batubara stabil, konstan dibandingkan dengan tahun lalu," terang Adrian kepada Kontan.co.id, Rabu (8/2).
Adrian belum membeberkan estimasi ABMM terhadap dinamika harga komoditas batubara. Dia hanya menekankan bahwa permintaan batubara bisa meningkat, seiring dengan kebutuhan energi yang ditaksir masih tumbuh pada 2023. Secara bisnis dan operasional, ABMM akan menjaga stabilitas penjualan batubara pada level tahun lalu, yakni di 12,7 juta ton. Begitu pun dengan pasar dan pelanggan, ABMM masih fokus untuk menjaga konsumen eksisting.
Baca Juga: Volume Produksi ABM Investama (ABMM) Capai Target Tahun Lalu, Begini Proyeksi di 2023 Sedangkan untuk jasa pertambangan, ABMM akan mengerek naik volume pemindahan lapisan penutup atau
overburden removal sekitar 25%. Dibandingkan posisi tahun lalu dengan volume 203 juta bank cubic metre (bcm). Oleh sebab itu, ABMM menyiapkan belanja modal atawa
capital expenditure (capex) sekitar US$ 200 juta. Jika memakai estimasi kurs saat ini di Rp 15.100 per dolar Amerika Serikat, maka setara dengan Rp 3,02 triliun. Mayoritas dari capex tersebut dialokasikan untuk pembelian alat berat. "Untuk mendukung pertumbuhan mitra kerja kami. Sumber dana dari internal maupun dukungan perbankan," terang Adrian. Adrian menambahkan, pada tahun ini ABMM akan memperkuat konsolidasi dan sinergi antar unit bisnis maupun mitra kerja. Terlebih, setelah ABMM berhasil mengakuisisi 30% kepemilikan saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) pada September 2022.
"Kami akan fokus memperkuat internal proses serta meningkatkan sinergi dengan semua mitra kerja, agar dapat tumbuh bersama. Tahun ini kami juga mencerna sinergi dengan GEMS sebelum investasi ke tempat yang lain," terang Adrian. Rekomendasi Saham Seperti mayoritas emiten batubara lainnya, pergerakan saham ABMM masih melandai di awal tahun 2023. Sempat naik 4,14% pada Selasa (7/2), saham ABMM tak berubah di level harga Rp 2.770 pada penutupan perdagangan Rabu (8/2). Secara
year to date, saham ABMM melemah 15,55%. Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menyoroti tren penurunan harga batubara akan menjadi tantangan bagi kinerja bisnis dan prospek saham ABMM.
Cheril juga melihat harga ABMM sudah menembus
support up trendline. Sehingga Cheril menyarankan untuk
wait and see atau jika memungkinkan
taking profit lebih dulu, mengantisipasi
support Rp 2.400. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat adanya peluang penguatan jangka pendek ABMM. "Hal itu tampak dari pergerakan MACD yang mulai melandai ke area positif,
Stochastic mulai
golden cross dan menguat ke area netral," terangnya. Saran Herditya, pelaku pasar bisa mempertimbangkan untuk
speculative buy. Cermati
support pada area Rp 2.640 dan
resistance di level Rp 2.930 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari